Treasure : Difficult Choice

911 139 25
                                    

"Sudah kau antar target sampai ke kamarnya?"

"Sudah, Hyung."

"Bagus. Sampailah lebih cepat."

"Baik."

San menambah kecepatan motor sport miliknya, membelah keheningan kota Seoul.

Tak lama, San tiba. Ketika ia membuka pintu, semua anggota AteeZ sedang berkumpul di ruang tengah. Sepertinya ada hal yang serius.

"Karena San sudah tiba, aku tidak akan bertele-tele. Penguluran waktu hanya satu minggu." Ujar Hongjoong sambil menyesap rokok elektrik miliknya.

"Apa Hyung?! Satu minggu?" Kalian pasti tahu siapa orang yang menolak mentah-mentah rencana ini setelah melihat Chaeryeong. Ya. Jung Wooyoung.

"Aku setuju saja, lagipula target tidak terlihat begitu menyenangkan. Dia terus menderita karena ulah ayahnya, jadi lebih baik kita habisi saja. Toh hidupnya tak akan pernah berubah." Timpal Mingi.

Rasanya hati San sakit sekali, kejadian ini selalu mengingatkannya pada ibunda San.

"Apa pendapatmu, Choi San?" Tanya Seonghwa.

Pikiran San sedang melayang entah kemana. Merasa tak ada jawaban Seonghwa menepuk pundak San.

"Kau dengar aku tidak?"

San tersadar, "Ah..Hyung, kau bicara apa tadi?"

"Sepertinya San hyung mulai menyukai target, Hyung." Goda Jongho. Baiklah Choi Jongho, ini bukan waktunya bercanda. Jongho bisa melihat wajah hyungnya yang sudah merah menahan amarah, "Arasseo! Aku tak akan mengganggumu, San Hyung."

Tanpa berbicara sepatah katapun, San pergi ke kamarnya dalam keadaan bimbang.

"Aku mulai ragu, Hyung." Ucap Yeosang sambil memainkan pulpen, "San pasti sudah menyukai target kita."

Yunho mengangguk setuju, "Wajahnya sangat memperlihatkan bahwa ia sangat khawatir pada target. Ada apa dengan Choi Sanmu ini Hyung?"

Wajah Hongjoong mengeras, "Suka ataupun tidak, San harus menjadi jembatan untuk kita."

Seonghwa terkekeh pelan, "Kau memang sesuatu, Hongjoong."

"Untuk kau Wooyoung, jangan sekali-kali menganggu rencana ku. Kau tahu betapa banyak hutang budimu padaku?" Ucap Hongjoong sambil menunjuk Wooyoung dengan telunjuknya.

Wooyoung hanya bisa pasrah, ya memang. Jika bukan Hongjoong yang menolongnya, Wooyoung pasti sudah mati dibunuh oleh teman ayahnya.

***

Sudah dua hari Chaeryeong tak melihat San. Tak datang kerumahnya ataupun pergi kesekolah bersama dengannya.

Chaeryeong sudah menelpon San beberapa kali tapi tak pernah di angkat, mengirimi pesan tak kunjung dibalas.

Kemana perginya pelindung Chaeryeong?

Karena San sudah dua hari menghilang, hari-hari Chaeryeong jadi semakin membosankan.

Baik didalam kelas ataupun di kantin, ia selalu di awasi oleh Pak Minhyun dan Pak Jaehyun. Tidak bisa bertindak bebas, semuanya harus teratur. Hanya San pengawal yang menyenangkan. Meskipun terkadang nada bicaranya terlalu kaku.

Ah! Rasanya Chaeryeong merindukan pengawal pribadinya itu.

Pandangannya lurus ke luar jendela, seseorang dengan setelan tuxedo dan kacamata hitam.

[4] ATEEZ | San ChaeryeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang