Beberapa hari kemudian....
Seorang dokter wanita sedang jalan-jalan sore di pesisir pantai bersama suaminya. Mereka bernama Sejeong dan Daniel.
"Hari ini aku tidak lembur, jadi kita bisaㅡDANIEL ada mayat mengambang disana!?"
Daniel dan Sejeong berlari menuju batu karang, dilihatnya gadis cantik yang mungkin sudah tak bernyawa lagi.
Dibawanya tubuh gadis itu ke pantai oleh Daniel.
"Coba kau cek detak jantungnya." Ujar Daniel.
Dengan segera Sejeong memeriksa detak jantung dan nadi gadis itu.
Nafas Sejeong terengah-engah, "Dia bisa selamat, tapiㅡ"
"Tapi apa? kita tak punya waktu, bawa dia ke rumah sakit milikmu, Sejeong."
Walaupun Sejeong yakin kemungkinan selamat sangat sedikit, namun sebagai dokter ia harus melakukan tugasnya semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasiennya kan?
Mobil milik suami istri itu meninggalkan pantai. Didalam mobil tak henti-hentinya Sejeong menangis dan menetralkan detak jantungnya.
"Daniel...aku.." ini pertama kalinya Sejeong menghadapi pasien seperti ini. Sejeong hanya takut, ia tidak bisa memenuhi keinginan suaminya itu.
Daniel tersenyum dibalik kaca mobil, "Kau bisa, sayang."
Dengan senyuman itu, Sejeong merasa mempunyai kekuatan kembali. Baiklah. Sejeong, kau harus bisa menyelamatkan gadis ini.
***
Mingyu dan Yeosang berdiam diri diluar ruangan ICU memandangi keadaan San yang tak kunjung ada perubahan.
"Aku sudah melakukan apa yang aku bisa, selebihnya aku serahkan pada Tuhan." Yeosang mengerti. Walau sehebat apapun keahlian dokter, tetap saja tidak bisa melawan takdir.
"Ya. Aku tahu, pisau yang digunakan oleh Hangyul itu mengandung zat pembunuh sel darah merah." Yeosang bisa berpendapat seperti itu karena dahulu ia pernah menggunakannya saat melakukan misi kala itu, bentuk dan efek dari pisau itu sangat mirip dengan keadaan San sekarang.
"Ketika aku memeriksa San selalu saja sel darah merah itu berkurang seiring berjalannya waktu. Jadi, aku mendonorkan beberapa kantong darah untuknya agar sel darah merah dalam tubuhnya tidak habis."
Yunho datang dengan membawa dua botol minuman, "Aku tahu kalian lelah, beristirahatlah sejenak."
Yeosang dan Mingyu duduk di bangku dekat ruang ICU sementara Yunho memainkan ponselnya.
"Lama tak mendengar kabar Hongjoong Hyung dan Mingi. Kemana mereka?"
"Melanjutkan misi." Jawab Yunho, setahunya misi sebenarnya itu membunuh Tuan Lee bukan anaknya. Itu hanya sebagai gertakan agar Tuan Lee melemah sehingga lebih mudah untuk di jatuhkan.
Mingyu terdiam. Pandangannya tertuju pada San, "Lebih baik kau kembali bekerja di rumah sakit milikku, Yeosang."
Mendengar perkataan Mingyu pandangan Yunho mengarah pada Yeosang, "Apa yang dikatakan Mingyu ada benarnya. Kau punya tempat untuk menetap selain tempat neraka itu."
Yeosang berpikir sambil menimang botolnya, "Lantas kau? kemana kau akan pergi?"
"Ikut denganku ke Maroko." Semua pandangan mengarah pada Wooyoung yang baru saja datang dengan Jongho.
"Aku belum menjawab setuju."
"Kita akan membangun kehidupan lebih baik disana, aku, kau, Jongho dan juga San." Ucap Wooyoung melanjutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] ATEEZ | San Chaeryeong
Teen Fiction[ Book Crime Series ] Sebuah kelompok pembunuh bayaran bernama AteeZ mendapatkan misi untuk membunuh seorang gadis berlatar belakang konglomerat, Choi San adalah salah satu anggota dari AteeZ yang mengharuskan dirinya untuk menanamkan kepercayaan pa...