Lampu sorot sudah menerangi Chaeryeong dan San ditengah kota.
Para pejalan kaki, dan orang-orang disekitar sedikit demi sedikit menghampiri mereka.
Kemudian lagu diputar, semua orang hanyut dalam tarian indah San dan Chaeryeong.
Beberapa menit berlalu seperti keheningan, semua rasa tak ingin kehilangan dirasakan oleh penonton.
Layaknya dibacakan suatu mantra, semua mata terkagum-kagum dengan penampilan mereka.
Sebuah tepukan tangan penonton bertanda selesainya tarian. Chaeryeong langsung mengambil microphone untuk menyampaikan maksud dan tujuan ia membuat acara amal disini.
"Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih karena kalian semua sudah menyempatkan waktu untuk melihat tarian kami, disini saya membawa satu kardus untuk diisi dengan uang."
"Uang ini akan kami salurkan pada panti asuhan dan panti jompo di Seoul, kami akan sangat berterima kasih kepada kalian yang bersedia merendahkan hatinya lalu menyisihkan uang untuk menyumbang."
Mungkin malam itu adalah malam keberuntungan Chaeryeong dan San, banyak sekali yang memberikan sumbangan dari nominal yang kecil sampai nominal yang sangat besar.
"Lihatlah! Banyak sekali yang menyumbang, San." Ucap Chaeryeong kegirangan.
San melihat mata Chaeryeong, "Apa nona sangat senang?"
"Ya senang sekali." Jawab Chaeryeong sambil menganggukkan kepalanya dengan semangat. Syukurlah. San pun sangat senang melihat Chaeryeong tak henti-hentinya menyunggingkan senyuman.
Pengawal Chaeryeong mengambil kardus tersebut setelah penonton mulai selesai memberi sumbangan.
"Terima kasih banyak atas sumbangannya, semoga Tuhan membalas budi baik kalian. Sampai jumpa dan selamat malam."
Para penonton mulai meninggalkan tempat tersebut, namun di antara kerumunan orang ada satu teriakan yang terdengar oleh Chaeryeong.
"Siapa namamu wahai nona yang berhati baik?" Chaeryeong tidak bisa melihat dengan jelas karena posisi mereka terlalu jauh juga terlalu banyak orang yang menghalangi.
"Judy." Balas Chaeryeong.
San memandang keheranan, "Judy? Nona berbohong padanya?"
"Aku tidak berbohong."
"Lantas?"
"Judy itu namaku pada saat di California."
Ternyata memang bukan orang sembarangan. Bahkan targetnya ini pernah tinggal dan menetap dengan nama yang berbeda di luar negeri.
San dan Chaeryeong sudah kelelahan, malam itu di atas bangku taman.
"Malam ini bukankah sangat dingin?" Dengan baju panjang dan hotpants tentu saja Chaeryeong merasa kedinginan.
"Ya sangat dingin." Balas San. Ia tidak membawa jaket dan pakaiannya pun kaos pendek. Wajar saja jika mereka merasakan hal yang sama.
Semilir angin mulai terasa sampai ke kulit, orang yang berlalu lalang sedikit demi sedikit berkurang.
"Nona." Panggil San. Ini waktu yang tepat untuk berbicara pada Chaeryeong.
"Hm?"
"Pekan depan aku akan pindah ke Maroko bersama teman-temanku."
Wajah Chaeryeong berubah menjadi murung, "Pekerjaanmu?"
"Aku sudah memberi surat resign pada Pak Hwang dan sudah disetujui oleh Tuan Lee."
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] ATEEZ | San Chaeryeong
Teen Fiction[ Book Crime Series ] Sebuah kelompok pembunuh bayaran bernama AteeZ mendapatkan misi untuk membunuh seorang gadis berlatar belakang konglomerat, Choi San adalah salah satu anggota dari AteeZ yang mengharuskan dirinya untuk menanamkan kepercayaan pa...