Treasure : Accept the Situation

814 125 19
                                    

Sampai saat ini Chaeryeong masih tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Banyak sekali pertanyaan yang ia ingin tanyakan perihal beberapa hal.

Mengapa ia bisa terbaring di rumah sakit, lalu mendengar penjelasan tidak masuk akal dari Sejeong tentang tubuhnya yang sempat mengambang di pesisir pantai dengan banyak luka.

Dan beberapa potongan ingatan semu yang seringkali Chaeryeong alami setelah mendengar hal aneh. Seperti kata orang tua dan San.

Dimana sebenarnya orang tua Chaeryeong, dan siapa San? Mengapa seakan-akan mereka mempunyai keterkaitan yang kuat.

Apakah Sejeong tidak berniat untuk memberitahukan semuanya kepada Chaeryeong?

"Chaeya."

Ada yang aneh dari Chaeryeong, Yeosang merasakan hal itu.

"Ah iya! Maaf, ada apa dokter?"

Selalu tidak fokus dan terlihat murung.

"Kau akhir-akhir ini selalu terlihat murung, apa ada sesuatu?"

Lebih tepatnya Chaeryeong ingin jawaban dari semua pertanyaan yang ia punya saat ini.

"Tidak ada, dokter."

"Ngomong-ngomong, kenapa hari ini kau kemari? Bukannya aku sudah memberimu waktu libur?"

"Aku sengaja kemari untuk mengobati temanmu."

"Siapa?"

"Choi San."

"Dia memang selalu merepotkanmu."

"Tidak apa-apa, dokter. Aku senang membantu seseorang untuk segera pulih."

"Yasudah, aku akan pulang lebih awal. Jika kau butuh sesuatu kau bisa langsung ke rumahku saja."

"Baik, dok."

Yeosang meninggalkan rumah sakit, sementara Chaeryeong menyiapkan berbagai alat dan obat yang akan dibutuhkan untuk mengobati San.

Dilihatnya jam dinding, "Aku mempunyai 10 menit untuk merapihkan pakaian."

Setelah menyiapkan alat dan obat, Chaeryeong pergi ke toilet untuk merapihkan pakaiannya dan juga membenarkan tatanan rambutnya.

Sepuluh menit berlalu, Chaeryeong kembali berjalan ke ruangan Yeosang.

"Kau telat dua menit." Chaeryeong menghela nafas pelan, "Maaf, lagipula jam disini memang sengaja dilebihkan dua menit."

"Kau mengikat rambutmu?" Jujur saja San terpana, dengan tatanan rambut kuncir satu serta kacamata membuat Chaeryeong lebih cantik di mata San.

Chaeryeong menjawab acuh seraya membawa nampan berisi alat dan obat untuk San, "Bukankah memang aku selalu mengikat rambutku. Apa ada yang salah?"

San tersenyum, "Tidak. Hanya saja kau terlihat berbeda."

Tidak ada percakapan. Hanya suara dentingan alat capit dengan nampan besi. San sama sekali tidak merasakan sakit, walaupun Chaeryeong kembali menjahit lukanya itu.

"Berhentilah memandangiku." Chaeryeong sadar, sedari tadi San tidak melepaskan pandangannya.

"Ah! Mianhae."

"Sudah selesai. Kau bisa pulang."

San kembali memakai bajunya lalu mengambil jaketnya, "Terima kasih banyak untuk ini dan kemarin. Lain kali aku akan mengajakmu minum bersama."

"Terima kasih kembali." Balas Chaeryeong saat melihat punggung San yang mulai menjauh darinya.

Rasanya hati Chaeryeong ini sudah memiliki keterikatan pada sesuatu.

[4] ATEEZ | San ChaeryeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang