Satu minggu sangat cepat berlalu, sore ini San harus kembali ke Maroko. Disanalah kehidupan baru San jalani dari nol sampai ia bisa mendapatkan pekerjaan yang layak juga tempat tinggal memadai.
San mengemasi pakaiannya dari lemari Yeosang. Walaupun berat hati meninggalkan Chaeryeong dalam kondisi seperti ini, tapi San tidak mempunyai pilihan lain.
"Apa aku harus memberitahu Chaeryeong tentang kepulanganmu?" Kata Yeosang yang berada di balik pintu.
"Tidak usah, lagi pula ia tidak akan ingat siapa diriku. Aku ada ataupun tidak, tak akan ada pengaruh baginya."
"Mengapa kau berfikir demikian? San, apakah kau ingin menyerah?"
San mengendikan bahunya.
Oh! Ayolah. Yeosang tidak suka keadaan seperti ini.
Ponsel Yeosang berdering, ia pergi keluar untuk mengangkatnya sedangkan San berjalan menuju meja makan untuk sarapan pagi.
"Hallo, iya..kau bisa langsung ke rumahku saja."
"......"
"Pantas saja, syukurlah dosenmu mengerti."
"......"
"Tak apa, aku tidak ada jadwal ke rumah sakit hari ini."
"......"
"Hati-hati di jalan."
Yeosang mematikan ponselnya lalu duduk bersama San di meja makan.
"Siapa yang meneleponmu?" Tanya San seraya memakan sandwich buatan Yeosang.
Bukannya menjawab pertanyaan San, Yeosang malah tersenyum lalu memakan sandwich-nya.
Tapi rasanya perasaan San jadi tidak karuan. Mungkin saja karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan Lisa, wanita yang selalu mengejarnya dengan cara mendekati teman-teman San dan merecoki pekerjaan San.
Benar-benar menjengkelkan si wanita Thailand itu.
Setelah selesai sarapan, San memasukkan kopernya ke dalam bagasi mobil milik Yeosang.
San sudah siap berangkat, tinggal Yeosang saja yang sedang menunggu tamunya.
Duduklah San dibangku yang terletak di halaman depan Yeosang.
"San."
Suara itu.
"Chaeryeong?"
Kertas yang semula digenggam oleh Chaeryeong terjatuh.
Bahkan Chaeryeong tidak sadar jika San memanggilnya dengan nama Chaeryeong bukan Chaeya.
Mengapa Chaeryeong merasa sedih melihat San dengan pakaian seperti itu dan juga mobil Yeosang yang sudah siap untuk pergi.
Kemana San akan pergi?
"Kertasmu." San berjalan menuju Chaeryeong, mengambil kertas lalu diberikannya kepada Chaeryeong.
"Ah iya, terima kasih."
"Ada perlu apa kau kemari?"
"Aku ingin meminta tanda tangan dokter Yeosang."
Tenanglah Chaeryeong. Kau tidak boleh menangis.
Mengapa juga harus menangis, memang San siapa?
"Sebentar, aku panggilkan."
Chaeryeong duduk di bangku menunggu Yeosang keluar dari rumahnya.
"Chaeya, kau sudah datang. Mana kertasmu biar aku tanda tangan didalam." Chaeryeong memberikan kertasnya pada Yeosang lalu Yeosang masuk kembali ke dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] ATEEZ | San Chaeryeong
Teen Fiction[ Book Crime Series ] Sebuah kelompok pembunuh bayaran bernama AteeZ mendapatkan misi untuk membunuh seorang gadis berlatar belakang konglomerat, Choi San adalah salah satu anggota dari AteeZ yang mengharuskan dirinya untuk menanamkan kepercayaan pa...