28 : "Cantik"

265 39 17
                                    

Aku tertegun di tempat, bahkan baru sadar kalau beberapa teman perempuanku di kelas bergabung di antara aku dan Suhyun. Samar-samar aku dengar kalau mereka penasaran pada apa yang akan Renjun lakukan, yang jelas-jelas ditujukan padaku seorang.

Well, apa cuman aku yang berpikir dia emang mau aja ada di sana?

“Duh, siapkan diri,” bisik Suhyun di telingaku.

“Apa, sih?” sahutku menyenggolnya.

“Di sini aku iseng karena katanya masih ada waktu luang sebelum acara selesai,” katanya ditertawai beberapa penonton di sekitar lapang, bahkan beberapa dari mereka meledeknya karena menggunakan ‘aku’ alih-alih ‘saya’ atau ‘gue’ seperti yang biasa Renjun lakukan, “aku mau nyanyikan sebuah lagu yang aku suka akhir-akhir ini. Emm, yah selamat menyaksikan aja kalau gitu.”

Aku pikir Jeno akan mengiringi Renjun menyanyi karena aku lihat dia terus bersamanya di pinggir panggung sambil membenarkan senar gitar tadi, tapi ternyata dia dan beberapa temannya bertepuk tangan sambil menunjuk-nunjukku seakan mengatakan bahwa pertunjukan Renjun adalah untukku.

Emm, yah perasaanku mulai enggak enak.

Aku bergerak tak nyaman, apalagi begitu petikan gitar terdengar dan tatapan Renjun tak lepas dariku meskipun ia juga membagi fokusnya ke gitar dan sekitar. Tungkaiku nyaris meninggalkan lapang kalau saja suaranya tak mencegahku.



















Cantik.”

Aku menoleh padanya dengan ekspresi sedikit tak percaya.

“Ada hati yang termanis dan penuh cinta, tentu saja ‘kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi, tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang kamu…”

Argh, kenapa kenanganku sama Renjun malah keputer sekarang???!!! batinku.

One, two, three, go

“Cantik”
Ingin rasa hati berbisik
Untuk melepas keresahan, dirimu…
Ohh

“Cantik”
Bukan kuingin mengganggumu
Tapi apa arti merindu?
Selalu … woo

Walau mentari terbit di utara
Hatiku hanya untukmu…

Ada hati yang termanis dan penuh cinta, tentu saja ‘kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi, tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang kamu

“Enggak usah senyam-senyum,” celetuk Suhyun.

“Berisik!”

Ingin kuberjalan, menyusuri cinta
Cinta yang abadi, untukmu selamanya hooo~

Kenapa dia cuma lihatin aku?! Kenapa harus aku?! batinku tambah panik.

Ada hati yang termanis dan penuh cinta, tentu saja ‘kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi, tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang kamu

Berhenti senyum, Renjun!

Ada hati yang termanis dan penuh cinta, tentu saja ‘kan kubalas seisi jiwa
Tiada lagi, tiada lagi yang ganggu kita
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang
Ini kesungguhan
Sungguh aku sayang
Ini kesungguhan…
Sungguh aku sayang kamu …
:)

CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang