Setelah resmi menjadi kekasih Rahayu, Renjun berlari menuju teman-temannya dengan gerakan yang rusuh. Jaemin, Jeno dan Haechan yang semula sibuk makan di kelas mereka sambil menunggu bazar lantas terlonjak karena perubahan sikapnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Lo kesurupan hantu mana, Jun? Mbak yang suka di lab apa mbak kembar yang di UKS?” tanya Jeno yang dijawab gelengan antusias oleh sang empu. Ketiganya bahkan sempat khawatir kepala Renjun lepas dari tempatnya karena terlalu semangat menggeleng.
“Diterima?” tanya Jaemin to the point dengan dibarengi tatapan penasaran dari Haechan yang terlalu sibuk mengunyah di kursinya.
“Iya, diterima.”
“WIDIHHHHHH!!! CONGRATULATION~ CONGRATULATION~!” teriak Haechan setelah menelan makanannya sambil bertepuk tangan, disusul memeluk Renjun ala laki-laki yang disambut senang oleh sang empu.
Padahal biasanya Renjun anti pelukan.
“Kabarin yang lain atuh, kita makan-makan ditraktir Renjun,” celetuk Haechan santai membuatnya langsung diberi tatapan mematikan dari Renjun. Haechan nyengir lebar sambil kembali duduk, tentunya setelah menyalaminya sesaat, “selamat, Pren.”
Renjun menarik kursi lain dan duduk di dekat teman-temannya, masih belum bisa menyembunyikan senyuman kebahagiaan yang tercetak sangat jelas di wajahnya. Di tengah perbincangan mereka, Jisung melintas untuk memberikan bunga kepada teman sekelas mereka yang kebetulan sedang berjaga di bazar.
“Dek Jisung! Sini!” ajak Jaemin membuatnya mendekat dengan ekspresi bingung. Jaemin menunjuk Renjun dan berkata, “Diterima dong si Renjun sama doinya.”
“Hah? Serius?” tanya Jisung polos tapi juga antusias. “Wih, selamat Bang!”
“Makasih!” sahut Renjun dengan mata yang beralih melihat beberapa bunga di tangan adik kelasnya ini. “Masih keliling?”
“Iya, duluan ya. Ngobrolnya entar aja!” Jisung melambai dan kembali melanjutkan tugasnya yang tertunda, tak melihat perubahan ekspresi Renjun karena tiba-tiba ingat sesuatu. Jeno sempat menawarinya makan karena dia akan menambah porsinya, tapi Renjun menggeleng dengan tatapan bingung.
Jeno yang menyadari itu lantas bertanya ada apa, pasalnya kehebohan tadi langsung hilang dan tentu saja ia dibuat heran. Setelah dia menambah porsi, Renjun mendekat untuk membagi pikirannya pada teman-teman.
“Sebenernya gue penasaran sama satu hal,” katanya sambil melihat dan menunjuk Jaemin, “lo lihat enggak Kak Ayu bawa bunga sebelum gue ngasih buket?”
Jaemin mengangguk membenarkan.
“Gue enggak tahu kalau ada yang mendahului gua buat ngasih bunga, tadi dia sempat ngomong dan ngira kalau gue ngasih bunga itu, makanya gue bilang dua aja enggak apa-apa. Tapi sebenarnya gue enggak tahu itu bunga dari siapa, begitupun dengan dia,” jelas Renjun membuat Haechan menutup mulutnya dengan tangan secara spontan, ekspresinya sangatlah berlebihan untuk berita terbaru setelah kabar baik tadi, “kalau mau ngomporin mending enggak usah, daripada leher lo enggak selamat.”
“Ampun, Nyai.”
Jaemin menjentikkan jarinya sambil bilang, “Tapi enggak masalah, Cuy. Kak Ayu udah jadi milik lo, doi juga enggak bakal ke sekolah lagi dan si pemberi bunga enggak bakalan ketemu sama dia. Bener, enggak?”
“Ya—bener, sih.”
“Protect boleh, tapi kalem aja kalau Kak Ayu sendiri enggak tahu siapa pemberinya. Selama dia ngira itu dari lo, cukup lo aja yang tahu soal ini.” Renjun mengangguk mendengar ucapan Jeno, meskipun hatinya masih ragu dan mempertanyakan soal bunga itu.
Haechan menepuk bahu Renjun berkali-kali dan menguatkan, memberikan keyakinan kalau semuanya bakalan baik-baik saja. Katanya, lebih baik mereka bersenang-senang karena Renjun mendapat balasan atas perasaannya. Sementara laki-laki itu menghela napas, mencoba mengabaikan setelah bercerita pada teman-temannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author’s note:
Siapa yang memberi Rahayu setangkai mawar itu, Guys? Ada yang tahu? Yuk, boleh dijawab sebelum malam nanti update spin off yang terakhir!