Prolog

52.3K 1.1K 41
                                    

Seorang anak kecil tengah berlari menghampiri seorang anak kecil yang lebih tua darinya. Anak kecil yang lebih tua darinya itu tengah bermain bola.

"Kakak!" teriak anak kecil itu sedangkan anak lelaki yang dipanggil pun menoleh ke arahnya dan tersenyum kepadanya.

"Sini Chel!" balas anak lelaki itu.

"Achel! Jangan lari-lari nanti jatuh!" tegur ibunya.

Dan tak lama setelah diberi tegur oleh ibunya, anak kecil itu terjatuh karena tersandung oleh batu.

Dia terduduk sambil memegangi lututnya yang berdarah.

"Sshh, sakit" rengeknya.

Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang berjongkok di depannya. Anak kecil itu menatapnya dan mendapati seorang anak lelaki yang seusianya sama dengan kakaknya.

"Kamu gak papa?" tanya anak lelaki itu.

"Sakit, ini liat lututku beldalah" adunya kepada anak lelaki itu.

"Sini aku tiup" ujar anak lelaki itu dan mendekatkan wajahnya ke lutut anak kecil yang terjatuh itu.

Dia meniup lututnya dengan lembut. Anak kecil itu memandang anak lelaki yang ada di depannya itu. Wajahnya tampan, matanya tajam bak elang, bibir tebal yang berwarna pink itu.

"Masih sakit?" tanya anak lelaki itu membuyarkan lamunannya.

"Sedikit, tapi udah gak papa kan tadi udah ditiup sama kamu" anak kecil itu memberikan senyum termanisnya kepada anak lelaki itu.

Tiba-tiba orangtua mereka datang menghampiri kedua anak kecil itu.

"Ya ampun Achel, kan tadi udah mama bilangin jangan lari kan jadinya kamu jatuh" wanita paruh baya itu berlutut menyamakan tinggi anak kecil itu.

"Achel udah gak papa Mah!" ujar anak kecil itu.

"Gak papa gimana? Lutut kamu berdarah gitu kamu bilang gak papa" oceh wanita paruh baya itu kemudian membersihkan lutut anak kecil itu yang masih berdarah.

"Achel tadi udah diobatin sama dia" anak kecil itu menunjuk ke arah anak kecil tadi yang tengah berdiri di sampingnya.

Tatapan orangtua anak kecil itu serta kakaknya tertuju ke arah anak kecil yang tengah berdiri. Kemudian tatapan mereka berpindah kepada dua orang dewasa yang berdiri di belakang anak kecil itu.

"Lho? Bastian?"

"Gara?"

Kedua orang dewasa itu nampak terkejut tapi tak lama mereka berpelukan ala lelaki.

"Ini anak kamu Bas?" tanya ayah anak gadis tadi.

"Iya Gar, dua anak itu anak kamu?" pandangan mereka tertuju kepada kedua anak kecil itu.

"Yoi"

"Achel, Dhito, kenalan sini sama temen papa"

"Halo om, tan, kenalin nama aku Anandhito Arkano Ikmal Sagara panggil aja Antariksa atau Dhito juga boleh" ujar anak kecil itu.

"Achel?" panggil ayahnya.

"Bental pah" anak kecil itu membersihkan roknya yang sedikit kotor akibat jatuh tadi.

"Halo om, tan, kenalin nama aku Geezvania Achelia Sagala panggil aja inces Achel ya" anak kecil itu lantas tersenyum membuat matanya sedikit menyipit.

Senyuman itu membuat anak lelaki yang tadi menolongnya terpaku.

Cantik. Pikirnya.

"Galang, kenalan gih" suruh ayah dari anak lelaki itu.

"Hai, kenalin namaku Galang Arvindra Keano Sebastian panggil aja Galang" anak lelaki itu mengulurkan tangannya kepada kedua anak kecil di depannya.

Dengan senang hati kedua anak kecil itu menerima ulurang tangannya.

"Tapi Achel gak mau manggil kamu Galang" ujar anak kecil itu.

"Terus?"

"Achel maunya manggil kamu Alvin boleh?" tanya anak kecil itu.

"Alvin?" beo anak lelaki itu.

"Iya, Alvindla"

"Boleh, kalau kamu manggil aku Alvin berarti aku boleh manggil kamu Geeza?"

"Eum? Geeza?"

"Iya, Geezvania"

"Boleh kok"

"Achel, ayo pulang. Nenek udah nungguin kita" ujar ayahnya.

"Lho? Kok cepet pah? Kan Achel pengen main sama kakak sama Alvin juga"

"Udah siang sayang" pria paruh baya itu mengacak putrinya dengan lembut sedangkan anak kecil itu cemberut.

"Gak papa Za, kamu pulang gih sana ntar besok kita main lagi disini" bujuk anak lelaki itu.

"Yang benel?!"

"Iya"

"Janji ya" anak kecil itu mengulurkan jari kelingkingnya kepada anak lelaki yang ada di depannya.

"Iya" anak lelaki itu mengaitkan jari kelingkingnya dengan anak kecil itu.

"Mau foto gak?" tawar ayah dari anak lelaki itu yang diangguki oleh ketiga anak kecil yang ada di depannya.

Lantas mereka berfoto, pertama foto bersama yang kedua adalah foto tiga anak kecil yang tengah tersenyum. Dan yang terakhir adalah anak kecil itu bersama anak lelaki tadi.

Setelahnya, anak kecil itu tak pernah melihatnya karena anak lelaki itu mengingkari janjinya.

Aku akan selalu menunggumu, hari ini, esok, ataupun lusa. Mungkin. Karena aku tak tau jalan cerita ini. Kamu adalah sebuah kenangan indah bagiku dan kamu adalah sebuah bencana bagiku. -Achel

______________________________________

Sekian prolognya bila terlihat membosankan saya minta maaf .
Terima kasih dan selamat sore ☠️

Alhamdulillah akhirnya udah selese aku revisi. Beda jauh? Atau cuman beda dikit doang?

Panjang ya prolognya? Ya maaf :) soalnya ngikut alur otak.

Lebih suka yang mana? Yang aku revisi atau sebelum aku revisi? Atau gak keduanya? Komen ya! Kalo kalian lebih suka prolog yang sebelumnya ntar aku ganti lagi tapi kalo kalian suka ini gak aku ganti, kalau kalian gak suka keduanya aku bakal berusaha ganti lagi supaya lebih bagus.

Jepara, 23 Februari 2020

'Alyzfn ☠️

Revisi= Jepara, 5 September 2020

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang