Part 58

683 66 0
                                    

Akhirnya setelah hampir satu jam berada di dalam mobil, mereka sampai di tempat yang kami tuju yaitu rumah nenek buyut.

Nampak di luar rumah yang lumayan besar dengan desain yang klasik banyak mobil dan montor terparkir di sana. Tentu saja itu kendaraan milik para sodara Achel.

Mereka turun dari mobil dan melangkah masuk. Terdengar suara bising dari dalam yang terdengar dari luar. Mereka nampak tertawa dan mengobrol.

"SAMLEKOM!" teriak Achel yang langsung mendapati jitakan dari Dhito.

"Apa sih bang?"

"Lo pikir ini di hutan apa? Pakai teriak-teriak segala!" omelnya.

"Iya deh ulang-ulang" Achel mebalikkan badannya dan keluar kemudian kembali masuk ke dalam.

Orang-orang yang ada di sini hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah laku dari Achel.

"Assalamualaikum wahai keluarganya, inces Achel datang dengan membawa sejuta kecantikannya kepada kalian semua" ujar Achel.

"Najis dek!"

"Iri bilang bos!" Achel melangkah melewati Dhito dan menghampiri yang lain lalu duduk diantara mereka.

Setelah duduk manis di shofa ruang tamu, Achel mencomot cemilan yang ada di depannya dan memakannya hingga tandas.

"Heh! Yang laen belum makan udah lo abisin aja!" omel Nana.

"Ck, tinggal diisi ulang apa susahnya sih?" decak Achel kesal.

"Chelia" panggil seseorang.

Achel menoleh ke samping kanannya dan mendapati pasangan paruh baya yang tengah tersenyum kepadanya. Mereka adalah kakek serta nenek Achel.

Achel langsung beranjak dari shofa dan berlari menghampiri mereka. Ia menghambur ke dalam pelukan mereka.

"Cheli kangen sama kakek nenek"

"Kami juga kangen sama kamu sayang" kedua orangtua itu mengelus rambut Achel dengan lembut.

"Kamu gimana kabarnya di sini? Ada yang jahatin kamu gak?" tanya Rita, neneknya.

"Emang ada yang berani jahatin dia nek? Liat mukanya aja pada kabur" celetuk Dhito dan langsung ditatap Achel dengan tajam.

"Enak aja lo ngomong! Muka cantik gini mana ada buat orang yang liat pada takut"

"Dih"

"Sudah-sudah"

"Oh ya Chel, kakek denger kamu udah punya pacar ya? Mana kenalin sama kakek"

Tubuh Achel menegang saat itu, kejadian semalam terputar lagi. Kejadian dimana semua pertanyaan yang selalu memenuhi otaknya akhir-akhir ini terjawab.

Semua pertanyaan tentang mengapa dia mendekatinya dan menjadikannya pacarnya. Dhito yang melihat Achel diam seribu bahasa akhirnya angkat suara.

"Achel gak punya pacar Kek, itu cuman berita burung aja" Achel sangat berterima kasih dengan kakaknya itu yang paham dengan dirinya.

"Lho? Kakek kira itu beneran ternyata cuman kabar burung aja"

"Oh ya kek, kado buat Cheli mana?" tanya Achel mengalihkan pembicaraan.

"Kamu mau kado apa hem? Kan semuanya kamu udah punya sayang" ujar Rita.

"Cheli mau apa ya?" Achel memegang dagunya dengan telunjuknya layaknya orang yang tengah berpikir.

"Cheli mau kalian!" seru Achel dan memeluk mereka.

"Kamu ada aja-aja Chel" Achel hanya menyengir mendengar ucapan dari neneknya.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang