Part 48

2.6K 104 2
                                    

Secercah sinar matahari masuk ke dalam sela sela tirai jendela milik Achel. Sinarnya yang begitu menyilaukan mata membuatnya mau tak mau membuka mata yang lengket itu.

Ia meraba nakas untuk mencari ponsel, setelah Achel dapatkan ia pun menghidupkan ponselnya dan melihat sekarang pukul jam berapa.

Achel merubah posisinya menjadi duduk dan mengumpulkan nyawanya sebelum ia pergi mandi.

Setelah terkumpul, ia pun beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Achel keluar dari kamarnya dengan seragam putih abu-abu dan tas gendong yang bertengger di bahu kanannya. Ia turun menuju ke ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya.

Disana sudah ada keluarganya dan Reano. Achel menghampiri mereka yang sedang mengobrol, entah apa yang mereka bicarakan.

"Pagi semua" sapanya.

"Pagi juga" balas mereka serempak.

Achel menarik kursi ke belakang dan duduk di samping kakakku. Setelah berkumpul semua, kami pun memulai acara sarapan ini. Ia meminum susu coklat yang sudah dibuat oleh ibunya setelah Achel menyelesaikan makannya.

Setelah itu, ia berpamitan kepada orangtuanya disusul oleh kakaknya dan Reano yang berada di belakangnya.

"Jaga adik gue baik-baik" titah Dhito ketika mereka sudah berada di luar rumah.

"Siap bos"

"Awas kalo lecet sedikit!"

"Kagak bakalan dah"

Achel mencium pipi Dhito sekilas kemudian menaiki motor Reano.

"Tiati" teriak Dhito yang masih belum menaiki motornya.

Motornya kini melaju membelah jalanan kota yang ramai ini. Banyak para murid serta para pegawai maupun para pekerja yang memenuhi jalanan ini.

Dua puluh menit kemudian motornya berhenti di depan gerbang sekolah Achel.

"Thanks" ucap Achel setelah turun dari motornya.

"Iya, ntar pulang gu jemput"

"Ya" Achel melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolah.

Baru saja ia masuk ke dalam kelasnya, teman-temannya mengerubunginya dengan menanyakan berjuta pertanyaan kepada dirinya.

Achel sempat merasa sesak karena kerumunan ini, akhirnya ia mendorong kerumunan itu tapi tidak bisa. Achel pun pasrah dan mulai menjawab pertanyaan dari mereka.

"Chel, lo tadi berangkat sama siapa Chel?"

"Pacar lo ya Chel?"

"Anak sekolah mana?"

"Lo kenal sama dia dimana?"

"Gimana lo bisa kenal sama dia Chel?"

"Kok lo bisa punya cowok ganteng ganteng kek begitu gimana caranya Chel?"

"Kasih tau dong ke kita"

"Dia pacar gue" jawab Achel lantang. Para kerumunan itu nampak terdiam sejenak dan sempat terkejut tapi tak lama mereka bertanya kepada Achel.

"Kapan lo jadian sama dia Chel?"

"Namanya siapa Chel?"

"Pj dong Chel"

"Gak pj gak langgeng lho"

"Bacot!" Achel mendorong kerumunan itu dengan sekuat tenaga dan akhirnya bisa keluar dari sana.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang