Part 46

2.8K 107 1
                                    

Bel pulang berbunyi, para murid membereskan alat tulis serta buku mereka dan mulai bergegas pulang. Begitu juga dengan Achel dan Sabrina yang sekarang tengah berjalan di koridor yang lumayan sepi ini.

Mereka akhirnya sampai di tempat parkiran sekolah. Achel merogoh rok sakunya berniat untuk mengambil kunci mobil tapi tiba-tiba ada yang memanggil namanya dan otomatis Achel menoleh.

"Achel"

"Reano? Lo ngapain ke sini?" tanya Achel.

"Jemput calon pacar lah"

"Oh" Achel membuka pintu mobilnya tapi tangannya dicekal oleh Reano.

"Balik sama gue" titahnya.

"Gue gak mau!" tolak Achel.

"Kenapa?"

"Gak papa"

"Pokoknya lo balik sama gue, gak ada penolakan" keukeuhnya.

"Ogah"

"Gak ada penolakan" Achel berdecak kesal dan menurutinya begitu saja.

Ia menaiki motor Reano dan motornya pun melaju meninggalkan sekolah. Sedangkan nasib mobil Achel, ia menyuruh sopir untuk mengambilnya. Benar benar merepotkan.

"Kenapa tadi pagi lo gak nungguin gue jemput lo?" tanyanya memecah keheningan diantara mereka.

"Ngapain nungguin lo?"

"Karena gue calon pacar lo"

"Lo kenapa sih dari kemarin kemarin bilangnya calon pacar terus?"

"Gak papa"

"Ck" decak Achel kesal.

Setelah itu hening, tak ada percakapan apapun. Hanya ada suara bising kendaraan yang berlalu lalang sore ini.

Motornya kini berhenti di depan sebuah rumah. rumah Achel. Ia turun dari motornya dan pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan terima kasih atau apa.

"Muka lo kenapa hem?" tanya Dhito yang sedang berbaring di shofa ruang tamu.

"Gak"

"Di apain sama Reano lo?"

"Gue gedek bang sama dia, masa dia manggil gue calon pacar mulu" adu Achel yang dibalas dengan kekehan oleh Dhito.

"Napa lo?" tanya Achel.

"Ntar kalo beneran lo jadi pacarnya gimana?"

"Gak!"

"Ada bagusnya lo coba sama dia dek"

"Coba apaan?"

"Coba jalin hubungan lah, gue gak maksa buat lo pacaran sama Reano atau suka sama dia, tapi apa salahnya buka hati lo kembali?"

"Hem"

"Udah, mandi sana" Achel menuruti perintah Dhito dan menuju ke kamar untuk membersihkan diri.

Setelah selesai mandi, ia berdiri di balkon. Menikmati angin malam yang sejuk dan ditemani dengan ribuan bintang serta bulan yang bersinar. Achel mengingat ucapan dari kakakku tadi sore.

"Buka hati kembali ya? Gue coba" tepat disaat ia mengucapkan itu, tiba-tiba angin berhembus membelai lembut rambutnya.

"Dek?" panggil Dhito.

"Apa?"

"Ayo makan, mama sama papa udah nungguin"

"Ya"

Achel dan Dhito turun menuju ke ruang makan karena orangtua mereka sudah menunggu mereka untuk makan malam bersama.

Makanan sudah tertata rapi di atas meja, alat makan juga sudah siap. Achel dan Dhito duduk bersampingan dan mulai mengambil nasi serta lauk pauknya.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang