Part 44

2.8K 113 4
                                    

Mereka menikmati pesanan mereka dalam diam. Sabrina yang tengah melamun sambil mengaduk ngaduk minumannya dan Achel yang sedang bermain game.

"Chel" panggil Sabrina.

Achel mengangkat kepalanya sedikit tanpa menatap Sabrina yang sedang menatapnya dengan serius.

"Lo sejak kapan pacaran sama Reano?"

"Gak ada yang pacaran"

"Nah terus si Reano tiap ketemu sama lo selalu manggil lo dengan panggilan 'calon pacar' tiap ketemu"

"Baru calon kan? Toh gue sama dia gak bakalan pacaran" ketus Achel.

"Kok gak bakalan Chel?" tanya Sabrina yang membuat Achel menatapnya.

"Karna gue gak ada rasa"

"Masa sih? Padahal Reano ganteng masa lo gak ada rasa sama dia?"

"Kalo cuman modal ganteng doang gak cukup, emang dengan tampang ganteng kita bisa langsung ada rasa gitu? Berarti tiap lo liat cowok ganteng lo suka sama dia gitu? Tampang emang penting tapi hati lebih penting, percuma dia punya tampang ganteng, latar belakang yang kaya tapi hatinya gak tulus. Lebih baik punya pacar yang punya tampang pas-pas an tapi hatinya tulus daripada punya tampang ganteng tapi hatinya gak tulus, lo pilih yang mana?" ucap Achel panjang lebar.

"Buset Chel, kata terpanjang yang pernah gue denger dari mulut lo"

"Hem"

"Gue gak pilih keduanya"

"Kenapa?" tanya Achel.

"Ya percuma lah kalo punya hati yang tulus tapi tampangnya begitu, gak ganteng"

"Ya elah, nyari yang tulus itu susah tapi kalo nyari yang ganteng, banyak noh tapi fuckboy"

"Iya juga sih"

"Populasi goodboy sama fukcboy itu satu banding sepuluh, lo nyari fuckboy ada dimana mana selalu nemu, kalo goodboy? Paling juga satu dua"

"Jadi cowok itu enak ya Chel" Sabrina menatap ke atas seperti sedang membayangkan sesuatu.

"Kalo udah bosen tinggalin, ada yang bening dikit langsung pepet"

"Karna bagi mereka, cewek itu cuman pemuas sesaat dan mainan bagi mereka yang kalo udah bosen tinggal buang" ucap Achel.

"Entah udah berapa korban para fuckboy" Achel hanya tersenyum menanggapinya.

Achel menatap jam yang ada di layar ponselnya. Tak terasa sudah pukul sembilan malam, waktu berlalu dengan cepat.

"Balik" ajak Achel.

"Bentar, gue bayar dulu minumannya"

"Gak usah, gue aja" Achel melangkah menuju ke kasir dan mulai membayar minuman tadi yang mereka pesan.

"Ih Achel kok lo yang bayar sih? Kan gue yang ngajak yang bayar harusnya gue" protesnya.

"Udah terlanjur"

"Ah lo mah gitu Chel"

"Pulang" Achel berjalan meninggalkan Sabrina yang masih berdiri di depan kasir.

"Achel tungguin" Achel menghentikan langkahnya dan menatap ke belakang

"Buru!" Achel memutar tubuhnya dan tak sengaja hampir menabrak tubuh seseorang.

Ia mendongakkan kepalanya karena tubuhnya yang lebih tinggi darinya. Achel menatapnya dan dia juga balik menatapnya.

Tiba-tiba ada cowok yang menepuk pundak orang itu.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang