Part 61

717 64 3
                                    

Bukan sekolah tujuannya melainkan basecamp yang sudah lama tak Achel kunjungi tapi niatnya itu ia urungkan ketika Dhito menelpon dirinya.

"Dimana?" tanyanya to the point.

"Jalan"

"Kemana?"

"Basecamp"

"Sekolah Achel, gak usah pergi kemana-mana" ujarnya.

"Ck, udah telat bang"  decak Achel kesal.

"Terus kalau telat gak sekolah gitu? Bagus ya, dapat ajaran darimana hem? Berangkat sekarang atau gue gak ijinin lo bawa motor lagi" ancamnya seperti biasanya.

Lagi dan lagi motornya yang kena. Achel menghela nafas pasrah dan mengiyakannya kemudian memutar balik arah menuju ke sekolah barunya.

Jalanan lumayan sepi, mungkin karena ini sudah jam tujuh lebih sepuluh menit yang artinya gerbang sekolah sudaj ditutup sepuluh menit yang lalu dan benar dugaannya gerbang sekolah sudah ditutup tentunya.

"Pak, bukain!" pinta Achel setengah berteriak.

"Maaf gak bisa, salah sendiri kamu telat"

"Bukain elah pak, ntar saya dimarahin sama abang saya" mohon Achel dengan wajah yang melas.

"Gak bisa neng"

"Ya udah, kalau saya gak masuk sekolah berarti salah bapak ya karena gak mau bukain gerbangnya"

"Lho? Kok saya yang salah? Kan kamu yang telat berarti kamu yang salah dong" ujar satpam itu tak mau disalahkan.

"Ya pokoknya bapak yang salah" keukeuh Achel.

"Ada apa pak?" tanya seseorang dari dalam gerbang sekolah.

"Ini lho ada murid yang minta dibukain gerbangnya padahal dia telat" adu satpam itu kepada lelaki yang tak Achel ketahui namanya.

"Bukain aja pak, biar saya yang urus"

"Tapi.."

"Bukain gerbangnya pak" potong lelaki itu.

Akhirnya gerbang sekolah pun dibuka oleh satpam itu, dengan segera Achel melajukan mobilnya masuk ke dalam sekolah meninggalkan dua orang tadi.

Achel membanting pintu mobilnya lumayan keras dan berjalan ke kelasnya berada tapi baru beberapa langkah terdengar suara bariton yang sangat asing baginya.

"Mau kemana lo?" Achel menoleh ke belakang mendapati lelaki tadi yang menyuruh satpam untuk membuka gerbangnya untuknya.

"Kelas lah" jawab Achel kelewat santai.

"Siapa yang nyuruh lo masuk kelas?"

"Gue lah"

"Sebelum lo masuk kelas, lo harus ngerjain hukuman karena lo telat" ujar lelaki itu.

"Lo siapa nyuruh-nyuruh gue?"

"Gue? Gue KETUA OSIS" jawabnya sambil menekankan kata ketua osis.

"Terus? Gue harus bilang wow gitu? Cih!" Achel berbalik berniat meninggalkan lelaki itu tapi pergelangan tangannya ditahan.

Achel melepaskan tangannya dan berbalik menatapnya dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"Apa?" tanya Achel.

"Kerjain hukumannya!" tegasnya.

"Kalo gue gak mau?"

"Gue pastiin hidup lo gak akan tenang disini" ancamnya yang sama sekali tidak berarti apa-apa bagi Achel.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang