Part 13

11.6K 436 4
                                    

Sesampainya di rumah, Achel digendong oleh Dhito karena tertidur. Ketika Achel bangun ia sudah berada di dalam kamar, ia menatap jam yang ada di atas nakas. Ia melotot melihat sekarang sudah jam lima sore.

Achel mengambil ponselnya dan menghidupkannya, betapa banyak panggilan yang masuk ke dalam ponselnya dan semua panggilan itu rata-rata dari sahabatnya. Dia menelfon mereka kembali berharap mereka tidak marah kepada dirinya.

"......." seperti dugaannya, suara yang ada disebarang sedang mengomel kepadanya.

"Maaf, gue ketiduran"

"......."

"Ntar jam tujuh, gue yang traktir"

"......."

"Yo"

Dia menutup panggilan itu dan melemparnya keatas kasur. Ia memijat pelipisnya yang berdenyut. Setelah merasa mendingan, dia beranjak dari tempat tidur dan pergi mandi.

Setelah selesai mandi, ia pergi ke balkon kamar dan menikmati senja di sore hari.

"Dek?" mendengar suara sang kakak, Achel pun menoleh ke belakang.

"Iya?"

"Ngapain?" Dhito menghampiri Achel dan berdiri di sampingnya.

"Nafas"

"Kalo itu mah udah tau dek"

Angin sore berhembus membelai lembut wajah mereka dan membuat rambut mereka bergoyang. Achel menutup mata dan menikmati angin sore hari.

Senja perlahan lahan terbenam meninggalkan jejak yang berwarna jingga itu. Langit menjadi berubah gelap, langit kali ini hanya dihiasi oleh bintang tanpa bulan.

Di bawah langit dan di atas bumi yang sama tapi dengan rasa yang berbeda. Ia tetap menunggunya walau sebenarnya dirinya sudah lelah.

Tak lama ada pelayan yang masuk memanggil mereka dan menyuruh mereka turun karena Refan dan Reyna sudah menunggu mereka. Dhito menggandeng adiknya itu dan menariknya.

💀💀💀

Mereka disambut dengan senyuman oleh Refan dan Reyna, mereka pun ikut tersenyum melihatnya. Dhito melepas tangannya dan duduk di kursi makan disusul dengan Achel.

Mereka memakan makanan mereka dengan hening. Setelah selesai makan, seperti biasa mereka berkumpul di ruang tamu. Achel duduk diantara Refan dan Dhito, di samping kanannya Refan adalah Reyna.

Mereka menonton televisi bersama sesekali tertawa karena film tersebut. Achel bersender di pundak Dhito, menikmati kehangatannya.

Ia menatap jam dinding, sekarang jam setengah tujuh. Achel meminta ijin kepada orangtuanya, dan mereka mengijinkan dirinya keluar malam ini.

Achel menaiki mobilnya dan pergi meninggalkan pekarangan rumahnya. Jalan kali ini cukuplah ramai, mungkin karena hari ini malam jumat.

Achel memarkirkan mobilnya ketika sampai di tempat yang ia tuju, dia turun dari mobil dan semua orang menatapnya dengan kagum. Ia berjalan masuk ke dalam dan disambut dengan pelayan tempat ini.

"Acheell" teriak Tissa dan Veacella.

Achel menghampiri mereka dan mereka pun memeluk Achel, melepas kerinduan selama beberapa tahun ini. Mereka bertiga berteman sudah lama, sejak kecil mereka bersama. Susah senang mereka lewati bersama, satu terluka jangan harap mereka tinggal diam.

Setelah puas mereka melepaskan pelukannya dan mulai berceloteh. Achel hanya menanggapinya dengan tersenyum. Tak lama pesanan mereka datang, mereka berterima kasih kepada pelayan itu sebelum ia pergi.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang