Part 37

5.5K 208 36
                                    

Flashback on

Nampaklah seorang lelaki yang tengah duduk di atas kasurnya sambil memandang layar ponselnya. Entah sudah berapa kali ia mendengus dan berdecak. Dia bingung antara menelfon kekasihnya atau tidak.

Akhirnya setelah sekian lama ia pun memutuskan untuk menelfon kekasihnya itu dan mengajaknya keluar.

Terdengar sambungan tersambung dari panggilan itu. Ia menarik nafasnya sebelum ia berbicara.

"Lagi sibuk gak?" tanya Davin.

"Gak"

"Ya udah, aku jemput ya"

"Terserah" panggilan itu pun putus.

Senyum yang tercetak di bibirnya pun terukir kala mendengar jawaban dari kekasihnya itu. Tanpa berpikir panjang ia meraih kunci mobil yang berada di atas mejanya dan melangkah keluar.

Mobilnya melaju membelah kota yang ramai ini. Ia tak henti hentinya untuk tersenyum tapi senyuman itu tak bertahan lama kala ada sebuah truk yang melaju di belakangnya.

Truk itu nampak oleng, sepertinya pengemudinya mengantuk atau sedang terpengaruh dengan alkohol.

Davin melajukan mobilnya dengan cepat karena takut truk yang tak terkendali itu menabraknya tapi keberuntungan tak berpihak kepadanya.

Braakk

Suara tabrakan itu pun terdengar begitu jelas membuat orang orang yang berada di sana mengerubungi kedua kendaraan itu..

Mobil yang ditumpanginya menabrak sebuah tiang listrik yang berada di kanan jalan membuat tiang listrik itu miring. Badan mobilnya menjadi ringsek tak berbentuk.

Pandangan Davin mulai memudar yang ia dengar ada seseorang yang memanggilnya sebelum kesadarannya hilang. Satu nama yang terlintas di pikiran Davin sekarang hanya dia.

"Achel" lirihnya sebelum ia menutup matanya.

Orang orang mulai menelfon ambulance dan membawanya menuju ke rumah sakit dengan segera.

Kabar tentang kecelakaannya pun tersampaikan kepada keluarganya dan kekasihnya. Mereka bergegas menuju ke rumah sakit untuk melihat bagaimana keadaan Davin.

Dunia Achel seketika berhenti disaat itu juga. Orang yang sedari tadi ia tunggu malah mengalami kecelakaan yang cukup tragis.

Mereka menunggu didepan ruang UGD menanti dokter keluar dari ruangan itu dan memberikan penjelasan mengenai keadaanya Davin sekarang.

Setelah satu jam berlalu akhirnya yang ditunggu, keluar dari ruangan itu. Mereka mulai mengerubuni dokter itu dan menghujani banyak pertanyaan kepada dokter itu.

Semua orang tak bisa menahan kesedihannya kala mendengar jawaban dari dokter tersebut.

Satu persatu dari mereka masuk ke dalam untuk menjenguknya setelah mendapatkan ijin dari dokter tadi.

Mereka menatap nanar tubuh yang tengah berbaring di atas brankar itu. Orang yang selalu tertawa dan tersenyum itu kini terbaring lemas di atas brankar.

Davin. Mata coklatnya yang membuat semua orang terpesona ketika melihat matanya itu kini tertutup rapat dan enggan untuk membuka matanya itu.

Di dalam alam bawah sadarnya, ia berdiri di sebuah tempat yang gelap tapi tiba tiba ada sebuah cahaya yang membuatnya tertarik untuk menghampirinya.

Achelia [ SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang