Prolog

13.7K 749 46
                                    


Di sebuah klub malam mewah yang begitu ramai pengunjung. Suara dentuman musik begitu nyaring terdengar di seluruh penjuru klub tersebut. Para pengunjung berdansa mengikuti irama musik, menyesap minuman beralkohol yang membuat pikiran mereka melayang, bahkan ada yang saling bercumbu dan saling menggoda walau mereka tidak saling mengenal satu sama lain.

Saat para pengunjung sedang menikmati ritme musik yang diputar, tiba-tiba irama musik tersebut berhenti, membuat para pengunjung ikut terdiam. Mereka tau arti dari berhentinya irama musik tersebut.

Kini mata para pengunjung terarah ke satu titik. Ke lantai panggung yang letaknya sedikit lebih tinggi dari tempat mereka berdansa bersama tadi. Mereka terdiam menanti lampu panggung menyala, menyorot sosok yang selama ini menjadi pertunjukan utama di klub malam tersebut.

Selang beberapa puluh detik. Lampu sorot menyala dan para pengunjung bersorak riuh. Lampu sorot terfokus pada suatu objek di atas panggung.

Seorang pria yang berdiri dengan begitu angkuhnya di atas panggung, mengenakan pakaian serba hitam, kemeja hitam yang terlihat sedikit longgar di tubuh pria tersebut, tapi justru menambah kesan seksi untuknya. Celana kulit yang terlihat begitu ketat membungkus kaki jenjangnya dan lekukan betis, paha serta bokong seksinya.

Pria tersebut lalu menatap para pengunjung sambil tersenyum seksi. Membuat beberapa wanita dan pria bersorak gembira dan bersiul riuh.

Pria tersebut lalu menjentikkan jarinya dan musik kembali mengalun dengan alunan yang terdengar begitu seksi. Lalu pria dengan pakaian serba hitam itu mulai bergerak meliukkan tubuhnya. Membuat semua mata menatap takjub padanya.

Termasuk seorang pria berwajah dingin dan tegas, yang sedang duduk dengan angkuhnya di kursi VIP di lantai dua. Dia bisa melihat jelas setiap gerakan yang dilakukan pria di atas panggung tersebut dari tempatnya saat ini. Senyum miring dan tatapan tajam tercetak di wajah tegas tersebut.

" Siapa pria itu?" Tanya pria berwajah dingin dan tegas tersebut.

" Ah, dia.. Dia adalah seorang dancer sekaligus koreografer yang cukup terkenal, Tuan. Namanya Oh Sehun." Jawab sang pemilik klub yang langsung turun tangan sendiri untuk melayani pria tersebut.

" Oh Sehun?"

" Ya Tuan."

Pria tersebut masih menatap pria tersebut dengan tatapan tajam dan senyum miring nya.

Oh Sehun. Aku akan segera memilikimu. Batin pria tersebut dengan senyum penuh artinya.

Pria tersebut menjilat bibirnya saat melihat pria di atas panggung tersebut meliukkan tubuhnya dengan begitu erotis.

" Aku menginginkannya." Desis pria berwajah dingin tersebut.

" Maaf, Tuan?" Pemilik klub tersebut sedikit terkejut.

" Aku menginginkannya." Ulang pria tersebut dengan tatapan tajamnya.

" T.. Tapi... pria itu bukan pekerja disini, Tuan. Pria itu juga salah satu pengunjung disini, dia hanya menari disana sebagai kesenangannya saja.. Dan kudengar dia juga cukup.. Mengerikan.. Kami tidak bisa.."

" Aku menginginkannya. Bagaimanapun caranya.. Pertemukan dia denganku atau kubuat klub mu ini rata dengan tanah." Ancam pria tersebut dengan nada mutlaknya.

Pemilik klub tersebut memucat lalu mengangguk ragu. " A.. Akan saya usahakan Tuan Park."

Pria tersebut menepuk bahu pemilik klub sambil tersenyum licik.

" Jangan lama-lama.. Kau tau aku bukan tipe orang yang penyabar."

Pemilik klub tersebut mengangguk.

Setelah itu pria bermarga Park tersebut kembali menatap pria tersebut masih dengan tatapan tajam dan mengintimidasi nya.

" Oh Sehun! Oh Sehun! Oh Sehun!" Semua pengunjung bersorak menyerukan nama Sehun saat tariannya terasa semakin panas dan menghanyutkan.

Entah karena takdir atau karena Sehun memang merasakan tatapan tajam dari pria bermarga Park tersebut, tiba-tiba Sehun menoleh ke lantai dua dan bertemu pandang dengan mata hitam kelam tersebut. Sehun sedikit terkejut dengan tatapan tajam pria tersebut. Tapi lalu dia bisa mengatasinya dan Sehun tersenyum sambil menggigit sebelah bibirnya lalu mengedipkan sebelah matanya sambil mendongakkan kepalanya dan menyusuri lehernya dengan jemari panjangnya. Seolah dia sengaja melakukan gerakan itu untuk menggoda pria tersebut.

Pria bermarga Park itu terkekeh sambil meremat gelas kaca di tangannya.

Aku Park Chanyeol tidak akan pernah melepas mangsa yang telah kutandai. Oh Sehun, bersiaplah untuk tunduk dan patuh padaku. Batin pria tersebut sambil menunjukkan seringaian nya pada Sehun. Seolah mengerti maksud tatapan pria bernama Chanyeol itu, Sehun malah membuka bibirnya dan menyusurinya dengan lidahnya.

" Sepertinya aku memilih mangsa yang tepat. Aku tidak sabar ingin segera memilikinya."

Pemilik klub yang bisa mendengar ucapan Chanyeol langsung merasa prihatin pada Sehun karena pria penari itu telah bermain api dengan orang yang salah. Atau mungkin sebaliknya? Entahlah.

***

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang