Eighteen

5.2K 470 128
                                    


Chanyeol tidak pernah merasa panik atau cemas sebelumnya. Dia adalah orang yang paling tenang dan penuh perhitungan selama ini. Tapi saat dia melihat Sehun babak belur dan kini tidak sadarkan diri di dekapannya membuatnya panik dan cemas.

Chanyeol langsung membaringkan Sehun di ranjang, setelah itu dengan sigap tangannya meraih ponsel di saku jasnya lalu menghubungi dokter pribadinya. Chanyeol memerintahkan dokter pribadinya untuk datang ke apartemen Sehun. Setelah itu Chanyeol kembali fokus pada tubuh Sehun yang telah berbaring nyaman di atas tempat tidurnya.

Chanyeol perlahan mengusap wajah Sehun yang dipenuhi luka, lalu bibirnya yang bengkak dengan luka sobekan. Chanyeol menggeram. Dia benar-benar tidak suka melihat luka-luka itu. Tubuh Sehun pun terasa panas, sepertinya antibodi pria ini sedang bekerja keras untuk menyembuhkan luka-luka yang didapat oleh si pemilik tubuh.

Lalu mata Chanyeol menangkap bagian pinggang Sehun yang bajunya sedikit tersingkap, Chanyeol memicingkan matanya lalu dia mulai menyingkap kemeja yang Sehun pakai ke atas, memperlihatkan lebih banyak memar di tubuh Sehun. Rahang Chanyeol makin mengeras. Dibukanya keseluruhan kancing kemeja yang Sehun kenakan dan terpampanglah tubuh Sehun yang juga dipenuhi memar, sangat kontras dengan tubuh putihnya.

" Sialan!!" Chanyeol memukul kepala ranjang. " Aku benar-benar ingin membunuh seseorang saat ini." Gumam Chanyeol dengan rahang yang mengeras.

Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Sehun bisa mendapatkan luka sebanyak ini? Apakah benar ini adalah hukuman yang diterimanya karena kelalaiannya? Bukankah itu artinya aku turut andil dalam melakukan hal ini pada Sehun? Chanyeol makin kuat mengepalkan tangannya hingga buku jarinya memutih. Apakah harus sampai separah ini?

Chanyeol lalu teringat.. Dia sebagai pemimpin juga akan melakukan hal yang sama pada orang kepercayaan atau anak buahnya yang lalai hingga merugikan klan.

" Sepertinya kali ini aku harus bergerak lebih berhati-hati agar tidak melukaimu juga.." Chanyeol mengusap pipi Sehun.

Tidak berapa lama kemudian, Dokter pribadi Chanyeol akhirnya datang.

***

Tanpa kata, Chanyeol menatap tajam Dokter yang telah memeriksa dan mengobati Sehun, sambil melipat kedua tangan di depan dadanya. Dan Dokter itu langsung mengerti Chanyeol ingin mendengar penjelasan darinya.

" Luka-luka luar pasien sudah saya obati dan beberapa luka membutuhkan sedikit jahitan. Tapi sudah saya atasi. Tapi saya tidak bisa memastikan luka dalam yang dialami pasien, pasien harus melaksanakan CT scan dan Rontgen untuk memastikan apakah ada kerusakan pada tengkorak dan tulang rusuknya. Tapi jika dilihat dari memar dibagian dadanya, ada kemungkinan pasien mengalami keretakan pada tulang rusuknya, untuk lebih pastinya pasien harus dibawa ke rumah sakit dan menjalani pemeriksaan menyeluruh." Jelas Dokter panjang lebar.

" Baik. Sekarang kau pergilah."

Dokter tersebut mengangguk, membungkukkan badannya untuk pamit. Sebelum pergi meninggalkan apartemen Sehun, Dokter tersebut berpesan agar Chanyeol rutin memberikan obat yang telah dia resepkan dan mengganti perban di luka jahitan Sehun.

Setelah Dokter pribadinya pergi, Chanyeol kembali duduk di ranjang di sebelah Sehun. Sehun masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat yang diberikan Dokter. Chanyeol hanya duduk menatap wajah Sehun sambil tangannya mengusap lembut wajah penuh luka dan memar tersebut.

Tidak berapa lama kemudian ponsel Chanyeol berbunyi.

" Ya?"

" Bos, terjadi penyerangan lagi di markas Myengdong.." Lapor Minseok.

Chanyeol menghela napasnya. " Kau urus mereka.. Tahan para penyerang."

" Baik, Bos. Lalu, apakah kita akan melakukan serangan balik lagi, Bos? Sepertinya mereka tidak menanggapi peringatan anda.. Haruskah kita mulai bertindak?"

AttentionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang