Halo, teman-teman. Masih membahas seputar ending, nih. Kali ini mari kita belajar tentang ending tidak berkesan. Menurut kalian ending yang tidak berkesan itu seperti apa, sih? Jawab dalam hati masing-masing saja, ya! Sebelum membahasnya lebih lanjut, silakan berdoa terlebih dahulu menurut keyakinan masing-masing! :-)
Apa kalian pernah membaca cerpen, novel, atau karya fiksi dan non fiksi lainnya dengan ending tidak berkesan? Lalu, apa yang kalian rasakan? Jika kalian tidak merasakan salah satu dari di antara: marah, benci, semangat, sedih, suram, bahagia, atau tercerahkan, itu berarti kemungkinan besar tulisannya telah gagal.
Kebanyakan penulis pemula cenderung berpikir bagaimana membuat cerita dari awal sampai ending tanpa memikirkan apakah ending-nya berkesan atau tidak.
Sebaliknya, kalau penulis senior atau profesional justru berpikir untuk membuat tulisan yang bisa meninggalkan jejak atau membekas di hati para pembacanya. Mereka akan mencari cara supaya tulisan yang mereka buat mampu membekas dalam hati atau pikiran pembaca.
Banyak orang yang membaca novel Hijrah itu Cinta karya Kang Abay mengaku kalau mereka lebih mantap berhijrah setelah membaca buku itu. Ada lagi, seorang remaja SMA yang dulunya nakal terus kemudian berubah menjadi pribadi yang lebih baik setelah ditantang temannya membaca novel Hijrah itu Cinta sampai habis. Itu artinya, novel tersebut mampu menggerakkan hati pembacanya.
Perlu kalian ketahui, buku fiksi ataupun non fiksi yang bagus itu mampu memberikan kesan mendalam yang terpatri dalam hati dan pikiran para pembacanya lebih lama.
Bagaimana, teman-teman? Sudah paham kan? Jika ada yang mau menyanggah atau sekadar bertanya, monggo saya persilakan! :-)