Piawai dalam Menyajikan Nuansa atau Bahasa Lokal

247 18 0
                                    

Ketika memilih latar tempat tertentu maka penulis harys mampu nuansa lokal dari latartempat yang dipilih.

Bahasa merupakan nuansa lokal yang paling jelas.

Penulis harus menguasai cara yang tepat untuk menghadirkan bahasa lokal, agarpenyajian bahasa tersebut dapat memperkuat cerita bukan malah mengganggu.

Berikut beberapa tips penting ketika memasukkan unsure bahasa daerah atau asing dalam sebuah karya.

1. Harus beranggapan bahwa pembaca tidak mengerti bahasa asing yang diselipkan. Kecuali kata yang digunakan sangat terkenal. Seperti: nuhun, danke, arigatoo, atos, untuk yang mengerti bahasa lokal kata-kata tersebut merupakan bahasa yang sangat umum. Namun, buat yang buta bahasa tersebut, tetap akan merasa asing terhadap kata-kata tersebut. Karena itu penulis harus mempunyai cara untuk menjelaskan bahasa asing yang diselipkan.

2. Hindari penggunaan bahasa asing sepanjang satu kalimat, cukup pada bagian awal atau pada akhir kalimat saja. Disarankan untuk menggunakan kalimat yang berupa sapaan, ungkapan umum atau salam.

Misalnya:

"Hadiahnya indah sekali, arigatoo!"

"Guten Morgen, bagaimana kabarnya pagi ini?"

3. Jangan menerjemahkan dengan kurung, buku akan terkesan formal.

"Hadiahnya indah sekali, arigatoo (terima kasih)!"

4. Kurangi penggunaan catatan kaki untuk terjemahan. Meskipun catatan kaki adalah salah satu cara untuk menerangkan, tetapi terlalu banyak catatan kaki dalam karya fiksi tentu akan mengganggu pembaca. Kesannya terlalu banyak tugas yang harus dicek lagi.

5. Nah, sekarang solusinya adalah masukkan terjemahan sebagai bagian dari narasi. Cara tersebut akan mengecoh pembaca karena terjemahan tidak akan terasa sebagai terjemahan.

"Hadiahnya indah sekali, arigatoo!" ujarnya antusias berterima kasih.

Baik, cukup sampai di sini ya materi hari ini. Semoga bermanfaat. :-)

TIPS MENULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang