Selamat siang, teman-teman. Hari ini lanjut belajar mengenai ending, yuk :-)! Jangan lupa berdoa terlebih dahulu seperti biasa, ya! :-)
Siapa hayo yang merasa ending pada karyanya selalu bisa ketebak? Hehe. Atau pernah membaca cerpen, novel, ataupun karya fiksi lainnya dengan ending yang bisa ketebak? Tahukah kamu sahabat? Bahwa ending adalah dosa yang paling banyak dilakukan oleh penulis pemula. Setiap penulis pemula wajib selalu berusaha mencari cara supaya ending ceritanya sulit ditebak.
Salah satu keahlian yang bisa membuat penulis dihormati atau dihargai karyanya adalah kemampuan membuat twist ending atau ending menipu. Banyak istilah lain yang bisa disebutkan untuk ending jenis ini seperti plot twist, shocking ending (ending yang mengagetkan), unpredictable ending (ending yang tidak terduga/ disangka-sangka), dan ending yang menjebak.
Bahkan pada cerita yang bagus bukan sekadar ending yang menjebak para pembacanya. Sebelum ending pun harus banyak peristiwa/ kejadian dan penyelesaian yang tidak terduga. Untuk membuat ending yang menjebak, penulis harus bisa menggiring pembaca menduga, menebak-nebak/ menerka-nerka.
Semakin berhasil membuat para pembaca merasa bisa menebak, maka cerita semakin bagus. Mereka akan kagum pada penulis kalau ternyata dugaan/ tebakannya salah. Itu namanya menghasilkan efek jaw dropping atau melongo. Gila! Apa-apaan ini! Gue kejebak! Gue ketipu! Namun, ada syaratnya lho untuk membuat twist ending.Pertama, harus ada lanjaran yang kuat (foreshadowing). Jadi meskipun salah tebak, pembaca masih bisa menerima. Karena ternyata tidak sedikit dari mereka sebagai pembaca atau penonton yang luput dari detail tersebut. Kalau ending-nya mengejutkan/ mengagetkan tapi tidak ada lanjaran itu berarti twist ending-nya maksa, mau memberikan twist tapi gagal.
Kedua, buatlah detail atau jebakan-jebakan yang memang disengaja seolah mengarah ke sana. Namun, sebenarnya ending kamu arahkan ke sisi lain.
Ketiga, ending, tokoh, dan ide harus unik atau menarik. Tidak biasa atau pasaran, sehingga berbeda dengan cerita lainnya.
Keempat, hampir sama dengan yang ketiga. Jangan copy paste/ plagiat atau menyontek karya orang lain. Kalau pun idenya menyontek, tapi jangan mirip. Karena kalau orang lain atau pembaca sudah membaca yang dicontek, ceritamu jadi bisa ketebak. Selain itu, kamu bakal dicap sebagai plagiat.
Kelima, banyak-banyaklah/ sering-seringlah menonton ataupun membaca kisah yang twist ending-nya cantik. Dari situ kamu bisa belajar mengenai bagaimana bercerita. Tidak hanya itu, film sendiri merupakan visualisasi dari karya tulis skenario.
Bagaimana, teman-teman? Sudah paham kan sekarang? Jika ada yang mau bertanya ataupun menyanggah, silakan tulis di kolom komentar saja, ya! :-)