Jenis Kelamin Penulis Tidak Mempengaruhi Dialog Tokoh

471 21 0
                                    

Rata-rata, penulis pemula masih terpengaruh dengan jenis kelaminnya ketika menulis.Memang banyak yang belum mengetahui, jika cara pria dan wanita bertutur memiliki perbedaan. Bahkan, pria dan wanita memiliki pilihan kata yang berbeda. Sepintas memang sulit untuk dibedakan.

Cara berpikir pria dan wanita memang berbeda, hal tersebut merupakan salah satu hal yang mengakibatkan perbedaan pemilihan kata dalam kalimat.

Pasti kita sering menemukan sebuah dialog laki-laki, tetapi terasa seperti seorang perempuan yang sedang mengucapkannya, karena penulisnya adalah perempuan yang masih terpengaruh dengan jenis kelaminnya. Begitu juga sebaliknya. Pasti kita juga sering menemukan sebuah dialog perempuan, tetapi terasa seperti seorang lelaki yang sedang mengucapkannya, karena penulisnya adalah laki-laki yang masih terpengaruh dengan jenis kelaminnya.

Sederhana saja, dialog perempuan pasti lebih mengutamakan berbicara berdasarkan perasaan, sedangkan lelaki lebih banyak memakai pikiran. Kalau seandainya ada yang bertentangan, seperti dialog perempuan yang sangat logis dan sistematis, maka harus diberikan latar belakang yang kuat kenapa perempuan tersebut bisa berbicara seperti itu. Begitu juga dengan tokoh pria harus memiliki alasan dan latar belakang yang kuat kenapa tokoh tersebut terlalu main perasaan.

Kamu bisa melakukan uji coba untuk melihat apakah dialog yang dibuat sudah sesuai dengan jenis kelamin karakter yang kamu buat.

Caranya adalah dengan mengambil contoh dari dialog yang kamu buat, kemudian minta orang lain membaca tanpa kamu memberitahu orang tersebut jenis kelamin dari tokoh pemilik dialog tersebut dalam cerita. Setelah itu tanyakan, kira-kira yang mengucapkan dialog tersebut lelaki atau perempuan. Jika semua mengatakan jenis kelaminnya sama dengan yang kamu maksud, bisa jadi kamu sudah menguasai bahasa perempuan dan lelaki dalam dunia kepenulisan. Akan tetapi, jika masih ada yang mengira jenis kelaminnya berlawanan dengan yang kamu maksud, maka kamu harus melakukan evaluasi ulang cara kamu menulis dialog dan pastinya, semakin semangat untuk belajar memahami bahasa laki-laki dan perempuan.

Intinya, pikirkan jenis kelamin dan psikologis jenis kelamin saat membuat dialog.

TIPS MENULISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang