Kelemahan penulis pemula, ketika ingin menyampaikan pesan moral atau keagamaan, mereka menyampaikannya secara verbal, kental, dan kentara, sehingga tulisannya lebih mirip buku pedoman akhlak dan ibadah daripada novel atau cerpen.
Ada film Deep Blue Sea (DBS) yang juga bisa menjadi pelajaran. Film ini berkisah tentang lepasnya ikan hiu dalam sebuah lokasi percobaan. Film ini merupakan salah satu film thriller yang sangat menegangkan. Tapi yang menarik justru bagaimana sebuah pesan keagamaan disampaikan secara halus dalam film ini.
Ada banyak tokoh dalam kisah, yang semuanya ketakutan. Ada ahli hiu, pengusaha kaya, peneliti, koki, dan tokoh lainnya. Diantara mereka ada satu tokoh yang selalu berdoa sambil memegang kalung salib yang tergantung di lehernya. Umur pria tersebut cukup panjang dan ia masih hidup setelah yang lain terbunuh. Menjelang akhir cerita, sang pria yang selalu berdoa dan memegang kalung salib ini akhirnya digigit hiu juga, tetapi pria tersebut selamat setelah menusukkan kalung salib ke mata ikan hiu.
Tanpa terkesan propaganda, film ini memberi pesan seolah siapa yang dekat dengan Yesus akan terselamatkan. Pesan disampaikan secara halus dan tidak mengganggu atau membebani cerita.Menyelipkan pesan kadang lebih powerful daripada menyampaikan langsung karena yang pertama akan masuk ke alam tidak sadar. Kalau pesan langsung bisa ada penolakan bagi yang keberatan. Misalnya produk yang sengaja disampaikan dengan iklan akan langsung dianggap iklan promosi. Tapi produk yang muncul di film tanpa diiklankan terlihat lebih alamiah.
Tugas penulis untuk berpikir keras bagaimana menyelipkan sesuatu atau satu pesan kebaikan sekalipun jalan cerita sama sekali tidak berhubungan. Sebaliknya, jangan menyelipkan pesan buruk secara tidak sadar. Dan semoga tulisan yang dihasilkan menjadi bekal amal jariyah di akhirat bukan menjadi penyebar keburukan.Sampai disini materi hari ini. Semoga bermanfaat dan menambah ilmu.