Kebiasaan yang sering dilakukan penulis pemula adalah menyingkat kata dengan seenaknya atau menggunakan bahasa alay yang tidak dimengerti oleh pembaca. Kebiasaan ini berdampak buruk bagi mereka sendiri. Apabila seorang penulis menggunakan bahasa yang sulit dimengerti, akibatnya tulisan tersebut akan diabaikan. Setelah diabaikan, maka penulis tidak mendapat perhatian dan tidak mendapat masukan ilmu sehingga penulis akan rugi.
Akibat yang paling fatal adalah penulis yang merasa terabaikan tidak mau menulis lagi dan cita-cita menjadi seorang penulis akan berakhir.
Misalnya tulisan yang tidak bisa dimengerti :
5lmt 5iang..! Aq 5ka dgn crpenny. Karya2ny indh.
Isi tulisan tersebut sebenarnya memiliki isi yang positif, tetapi karena cara menulisnya salah, maka tulisan tersebut menjadi terabaikan.
Ada juga potongan puisi berikut seperti orang yang tidak serius dalam berkarya :
Tak ada benci hnya sdih
Tak ada dndam krn syang
Keleluasaan hati mnrma nyata
Melihat potongan puisi tersebut, pasti pembaca dengan sengaja akan mengabaikan puisi dan akan berpikir bahwa sang penulis tidak serius dalam berkarya dan tidak ingin diberi masukan. Karena menganggap masukan juga tidak dipedulikan, akhirnya diabaikan karena kesalahan sendiri.
Jika kita serius ingin menjadi seorang penulis, maka sebaiknya menulis sesuai dengan kemampuan yang diketahui. Apabila serius, maka akan ada banyak yang mendukung dan melihat karya tersebut.