Nama adalah sebutan yang diberikan kepada manusia, benda, produk, tempat bahkan konsep atau gagasan, yang digunakan untuk membedakan satu sama lain.
Nama dipakai untuk mengenali sekelompok atau sebuah benda. Nama manusia umumnya terbagi menjadi nama depan dan nama keluarga (marga), contohnya yusuf nugraha, di mana yusuf adalah nama depan sedangkan nugraha adalah marganya. Maskipun begitu, ada pula budaya-budaya yang tidak mengenal konsep tersebut. Ada juga yang memiliki nama panggilan yang digunakan untuk bersosialisasi.
Memilih nama tokoh dalam sebuah karya fiksi tidak sekadar asal temple atau asal memberikan. Meskipun pada kehidupan nyata orang dengan nama siapa saja bisa menjadi apa saja, berbeda dengan fiksi yang sangat singkat, nama harus dibuat secocok mungkin untuk mempermudah pembaca menyatu dengan kisah yang kita buat.
Pemilihan nama tokoh harus bisa mewakili gambaran atau karakter tokoh, sehingga pembaca tidak merasa aneh dalam membaca dan sekadar membayangkannya.
Coba rasakan ketika kamu membaca tulisan ini.
Setiap kali pria itu lewat, seluruh mata tertuju padanya. Pria itu adalah pendatang baru di Indonesia, dia berasal dari Amerika. Ketampanan dan keindahan bentuk tubuh yang dimilikinya membuat orang mustahil untuk tidak terkagum-kagum saat melihatnya. Sekilas aku dengar ternyata nama pria tersebut adalah Suripto.
Bagaimana rasanya? Ada yang mengganjal?
Banyak nama yang mungkin cocok untuk karakter tersebut, tapi nama Suripto terasa tidak pas. Bukan berarti mustahil seorang bernama Suripto tampan, tetapi jika digabungkan dengan seorang yang berasal dari Negara Amerika terkesan seperti terlalu tidak pas.