Seohyun membuka matanya dan menemukan torehan cahaya yang masuk melalui setiap celah kecil dari tirai yang sedikit bergoyang akibat terpaan angin.
Pagi itu sedang hujan, dan berhubung hanya ada satu kegiatan nanti malam, maka dia bisa berbaring lebih lama dibawah selimut tebal sembari mendengarkan suara hujan yang membuat sekitarnya menjadi sangat tentram.
Andai kata begitu, mungkin Seohyun tidak akan semakin cemas mendekati waktu pernikahan mereka.
Setidaknya sekarang dia bisa sedikit mengontrol diri agar ingatan itu tidak seenaknya memasuki pikirannya dan menghancurkan kenyataan yang sedang dia rasakan sekarang, mengubahnya menjadi sangat menyakitkan dan sulit diterima akal sehat, bahkan hatinya sendiri.
Merasa penat karena tidak terbiasa bermalas malasan, akhirnya Seohyun melangkah menuju dapur dan menyiapkan teh hangat yang biasa dia minum setiap pagi.
Tangannya bergerak memutar sendok di dalam gelas sambil melamunkan hal kosong yang tidak berarti.
"Ehem"
Seohyun tersadar dan tersenyum ke arah pria di dekat kulkas. "Selamat pagi appa. Duduklah, aku akan membuatkan teh"
"Tidak biasanya kau melamun. Apa terjadi sesuatu?"
"Iya" Seohyun meletakkan secangkir teh kemudian memeluk ayahnya. "Aku sangat merindukan appa"
"Tidak mengatakan sesuatu yang harus kau katakan juga adalah kebohongan. Jika orang itu merasa ditipu, maka artinya kau telah berbohong" YongJun tersenyum merasakan pelukan erat yang mengitari lehernya dari belakang.
"Jadi appa merasa dibohongi? Padahal aku berkata jujur"
"Appa mau kau jujur dengan hal yang kau rasakan sekarang" Dia menarik Seohyun untuk duduk di sampingnya.
"Sebentar lagi kau tidak akan tinggal disini, setidaknya biarkan appa mendengar kejujuranmu setelah selama ini appa memilih diam karena kau sudah dewasa dan bisa mengatasinya sendiri" Pria paruh baya itu menggenggam tangan putrinya.
"Tidak peduli seberapa cepat waktu berlalu hingga kau mempunyai cucu nanti, kau tetap putri kecil appa, Hyunie. Jadi biarkan appa mendengar celotehan polosmu yang sudah bertahun tahun tidak kudengar"
Seohyun menyandarkan kepalanya pada bahu sang ayah.
"Aku... ingin tinggal dengan appa selamanya"
"Aku selalu merasa ketakutan hampir setiap hari, bahkan merasakan sakit yang membuatku sangat ingin berteriak dan mengatakan semuanya padamu appa"
"Tapi aku tidak bisa melakukannya dan membuat kondisi jantungmu bertambah parah. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padamu... dan berakhir seperti saat itu"
"Jika kau tinggal disini, bagaimana dengan suamimu nanti?"
Seohyun menggeleng. "Lagipula itu hanya pernikahan, tidak berarti apa apa"
"Apa terjadi sesuatu diantara kalian?"
"Nde?"
"Bukankah beberapa malam ini kau selalu datang ketempat Kyuhyun dan membuatkannya makan malam. Memangnya apa yang terjadi tadi malam hingga kau tiba tiba ragu seperti ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Encounter
FanficOne day, Seohyun wakes up, and all of her memories bump with other memories from her previous life. A tragedy that somehow feels like sorrow and joy at the same time drags her into a hole where she is trapped with her husband, her love, Kyuhyun, tha...