One day, Seohyun wakes up, and all of her memories bump with other memories from her previous life.
A tragedy that somehow feels like sorrow and joy at the same time drags her into a hole where she is trapped with her husband, her love, Kyuhyun, tha...
Entah sudah berapa kali pintu kembar berwarna coklat itu diketuk, namun sama sekali tidak ada sahutan dari dalam.
Waktu terus berjalan tiap detiknya, membuat Chaerin tidak sabar dan akhirnya bergegas masuk ke dalam ruang atasan sekaligus sahabat baiknya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kupikir kau tidur"
"Hm?" Seohyun tersadar dari lamunannya. "Maaf, sini kubantu"
"Duduklah disana direktur"
"Stop calling me like that" Sahutnya sembari mengambil semua map.
"Alright, thanks a lot Hyunie"
Chaerin tersenyum dan menggantungkan semua kain yang dia bawa tadi secara berurutan, memudahkan mereka untuk memilih kecocokan yang diinginkan.
"Kau tidak mau melihat pemotretan dibawah? Banyak model pria yang menanyakanmu"
"Tidak tertarik" Seohyun memperhatikan dengan seksama foto seorang pria berkulit hitam dengan salah satu kain di depan mereka. "No 3"
"Ne" Chaerin memasang sebuah penanda yang bertuliskan angka tiga.
"Dia... umm..." Mata bulatnya beralih dari foto wanita berwajah oriental ke kain mencolok di depan. "Kuning itu cocok tapi paduan warnanya ganti dengan yang lebih gelap"
"Tentu"
Setidaknya perlu waktu satu jam hingga Seohyun selesai menetapkan model untuk koleksi terbaru mereka tahun ini.
"Kalau begitu aku akan segera membenahinya lagi, dan mungkin kau mau bersiap untuk rapat"
"Oh benar, aku hampir lupa" Jawabnya dengan melangkah kembali pada meja kerjanya.
"Sebentar" Chaerin menghentikannya yang akan melangkah keluar dari ruangan. "Aku tau dalam keadaan apapun kau masih sangat cantik, tapi setidaknya tutupi kantong matamu"
Dia mengoleskan sebuah make up yang membuat bagian bawah mata bulat itu nampak bersinar, tanpa ada celah sedikitpun orang lain bisa melihat warna hitam tersebut.
"Tidak baik bagi seorang atasan terlihat lesu di depan semua karyawannya"
"Terima kasih"
"Tidak bisa tidur lagi?"
"Begitulah"
"Why? Did something bother you?"
"...." Wanita cantik itu tiba tiba terdiam.
"Kau bisa ceritakan padaku seperti biasanya, kita selalu berbagi cerita"
Seohyun tersenyum dan menepuk pundak sahabatnya. "Iya, aku pasti akan menceritakannya. Tapi kali ini, aku harus menghadapi kenyataan terlebih dahulu"
"Kenyataan jika ayahmu ikut berhadir dalam rapat ini, mengharuskan menjadi perfeksionis dalam sekejab. Ironis sekali..." Chaerin menggelengkan kepalanya.