"Appa" Seohyun mendatangi sang ayah yang tengah duduk di atas kursi panjang di halaman depan.
"Villa ini menjadi tempat kesukaan ibumu setiap kali kita berkunjung kemari. Duduklah"
"Aku tidak perlu jaket" Tolaknya pada Yongjun yang akan melepas jaketnya.
"Tapi rambutmu masih basah, jadi gunakanlah daripada nanti kau masuk angin lalu sakit"
"Appa saja yang gunakan, hawa dingin seperti ini tidak masalah untukku. Appa jauh lebih membutuhkannya"
Sang ayah menghela nafas panjang. "Dimana dia?"
"Mandi"
"Memangnya tadi kalian bermain atau apa? Saat kembali tubuh kalian berdua sudah penuh lumpur"
"Tadi ada kecelakaan kecil appa, aku menolongnya tapi malah ikut terjatuh"
Seohyun meraih jemari Yongjun setelah lama memandangi cincin indah yang melingkar pada jari manis sang ayah. Cincin yang dia tau tidak pernah ditinggalkannya kemanapun pergi.
"Aku belum bertanya mengenai hal ini"
"Bertanya apa?"
"Bagaimana pendapatmu mengenai calon suamimu?"
Setelah sempat terdiam, bibir itu kemudian menjawab. "He's really kind, and he's funny like you sometimes... tapi, kadang ada beberapa hal diantara kami yang saling bertentangan"
"... kenapa aku jadi membuatnya kelihatan baik di depan appa? Padahal dialah sumber dari sikap buruk yang ada di dunia"
"Kalian akan melewatinya bersama dalam kehidupan pernikahan kalian nanti"
"Bisakah?"
"Kenapa kau jadi ragu Hyunie?"
"Appa sungguh memilihnya bukan karena bisnis kalian kan?"
"Tidak ada bisnis dalam menentukan masa depan putriku. Ini semua murni untuk kebahagianmu"
"Tapi kenapa dia? Maksudku, dari semua pria kenapa appa setuju aku dengannya?"
"I just know that"
"Know what?"
"Aku tau dia orang yang tepat yang akan menjaga dan melindungimu, melebihi yang selama ini kulakukan untukmu"
"Bukankah harapan itu terlalu tinggi? Lagipula tidak ada yang bisa menggantikan appa sedikitpun"
"Harapan juga adalah sebuah doa, Hyunie. Kasih sayang diantara kalian akan membawa hal baik kedepannya"
"Aku tau appa dulu tidak dijodohkan seperti ini. Jadi setidaknya appa pasti mengerti bagaimana perasaanku yang sedang menjalaninya"
Yongjun tersenyum dan mengelus pipi putrinya. "Semua akan muncul seiring berjalannya waktu. Bahkan luka kehilangan pun bisa sembuh begitu kau membuka hati untuk orang yang tepat"
Seohyun melingkari lengan sang ayah. "Aku jadi ingat eomma"
"Dia pasti sangat senang... dan mungkin sedikit marah karena harus menyerahkanmu pada orang lain"
"Appa tidak?"
"Aku lebih cenderung kesal pada diri sendiri"
"Kenapa?"
"Karena rasanya baru kemarin kau lahir tapi aku sudah harus merelakanmu pada orang lain. Itu sungguh tidak masuk akal"
"Iya... banyak hal tidak masuk akal terjadi" Ucapnya sembari menutup mata. "Kuharap semuanya akan baik baik saja"

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Encounter
FanfictionOne day, Seohyun wakes up, and all of her memories bump with other memories from her previous life. A tragedy that somehow feels like sorrow and joy at the same time drags her into a hole where she is trapped with her husband, her love, Kyuhyun, tha...