32 - Wind

1.6K 132 45
                                    

Seohyun menutup pintu kamar dengan hati hati kemudian menaiki tempat tidur dengan gerakan pelan hingga dia merebahkan tubuh di atas tubuh besar seseorang yang berbaring dengan nyaman sambil menutup mata.

Dibanding mengajak bicara pria yang secara pasti hanya memilih untuk diam dan mengusap pantatnya, Seohyun lebih ingin menikmati kebersamaan mereka yang sebentar lagi harus dijeda karena jam kerja.

"Kyu"

"Hm"

Wanita cantik itu mengangkat sedikit tubuhnya kemudian mencium bibir tebal si pria yang terlihat kering.

Kyuhyun membuka mata dan senyuman indah dari sosok cantik itu langsung memanjakan indra penglihatannya.

"Hanya ingin menciummu saja" Ungkap Seohyun sebelum merebahkan kepalanya kembali ke samping leher sang suami. "Aku lapar"

"Mau memesan sesuatu untuk sarapan?"

"Tapi aku sudah selesai menyiapkan sarapan lima menit yang lalu"

"So what are you doing here?"

Seohyun menenggelamkan wajahnya pada leher Kyuhyun dan bergumam. "Temani"

"Makanlah lebih dulu"

"Aku tidak suka makan sendiri"

Kyuhyun menghela nafas panjang kemudian menarik selimut ke atas tubuh mereka. "Kalau begitu lima menit lagi"

"Baikla..."

"And you have to stay here" Tubuh Seohyun direngkuhnya lebih erat ketika dirasa wanita itu akan beranjak. "... or I will not eat"

Dia tersenyum manis dibalik leher sang suami yang beraroma begitu memikat dan tercampur dengan sisa kedua parfum di tubuh mereka. Saling berbaur satu sama lain hingga membuat kedua hidung mancung itu saling menghirup dalam posisi masing masing.

Beberapa menit berlalu dan tanpa sadar Seohyun terlelap hingga tidak menyadari lagi jika ada sepasang mata yang tak henti memperhatikannya sejak tadi.

Sambil terus mengusap punggungnya untuk memberi ketenangan, Kyuhyun meraih kalung yang dia berikan kala itu yang sekarang selalu terpasang rapi pada leher jenjang istrinya.

Sebagian orang mungkin akan berpikir dua kali sebelum membawa ke luar rumah dan memilih menyimpannya di brankas karena nilai yang telampau sangat tinggi.

Namun Seohyun justru tidak pernah melepaskan kalung itu kemanapun dia pergi. Layaknya bentuk cinta dari sang suami yang ingin dia perlihatkan pada orang orang, maka bagi Kyuhyun itu sudah cukup.

Cinta tidak bisa diukur, namun mewujudkannya dalam sebuah bentuk yang kehadirannya dapat dirasakan adalah sebuah upaya. Upaya untuk memberitahu dunia jika orang tersebut terlalu berharga bagi pasangannya melebihi apapun.

"Hmmmp" Seohyun sontak membuka mata saat mulutnya dicecap oleh lidah seseorang.

Demi melayani hasrat yang muncul, maka dia pun membuka diri dan membiarkan Kyuhyun merasakan seluruh tubuhnya yang ikut menegang.

"Ump..."

Telinga yang disapu oleh rasa basah dan hangat membuatnya bergidik dalam sorot mata yang rindang. Lehernya ikut dijajal oleh pergerakan lihai mulut seseorang yang secara pasti menghafal seluruh titik sensitifnya.

"Kyuuh... Eugg..." Seohyun merucau dalam lenguhan kenikmatan berlapiskan rasa perih dan candu tersebut. "Aggh..."

Kyuhyun yang menggigit dan menghisap putingnya, membuat Seohyun menggeliat beberapa kali.

Last EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang