23 - Closed Door (1)

1.7K 140 46
                                    

"Sejak kapan seperti ini?"

"Tuan sadar tadi malam dan mengeluh sakit dada yang parah. Meski telah diobati, hal yang sama tetap terjadi di dalam tubuhnya"

"Apa yang mereka katakan?"

"Jantungnya semakin melemah. Mereka bilang seandainya tuan bersedia memulai pengobatan intensif sejak sebelum divonis, maka keadaannya sekarang tidak mungkin seperti ini"

Kyuhyun terdiam dan menoleh lagi kearah ranjang pasien. Tangannya mengepal tanpa sadar, menyayangkan sosok baik hati yang telah menolongnya dulu namun sekarang malah terbaring tidak berdaya.

Begitupun dirinya. Dia tidak bisa melakukan hal yang sama seperti yang Yongjun lakukan dulu. Karena hal ini jauh diluar jangkauannya. Menghilangkan penyakit layaknya menjentikkan jari adalah hal yang mustahil.

"Aku pergi dulu. Beritahu aku jika dia sudah bangun"

"Nde, dan mengenai Nona Seohyun... " Pria berkaca mata itu menghentikan langkahnya.

"Aku tau. Aku yang akan memberitahunya" Kyuhyun menghela nafas panjang. "Orang tua ini terlalu keras kepala menutupi keadaan dari putrinya sendiri. Padahal tinggal bilang apa sulitnya"

"Nona Seohyun cukup emosional mengenai hal seperti ini. Jadi ada baiknya anda memberitahunya dengan pelan"

"Pelan atau tidak pun dia pasti mengerti. Lagipula dia orang yang kuat" Kyuhyun mengenakan kembali jaket kulitnya.

"Nona sedikit rapuh jika menyangkut orang orang disekitarnya. Terlebih orang seperti anda. Saya yakin sebagai suaminya kadang anda merasa disusahkan dengan sikapnya"

"Sedikit keliru karena kami menyusahkan satu sama lain, tapi aku justru menikmatinya. Tidak ada yang seperti dia sepanjang hidupku"

Tuan Yang tersenyum. "Saya pikir sekarang terlihat alasan kenapa tuan sangat percaya bahkan memberikan putrinya padamu"

"Alasan tidak akan cukup jika tidak dilandasi perbuatan. Sebab itulah sampai saat ini aku sering merasa tidak layak untuk diberi kepercayaan sebesar ini olehnya"

"Tuan selalu berkata dia menemukan seorang yang tegas dan bertanggung jawab dalam segala hal setelah belasan tahun lamanya" Ungkap Tuan Yang padanya.

"... Sejak kepergian kedua orang tua anda, tuan berpikir jika anda juga berakhir sama sehingga janjinya untuk menikahkan putrinya jadi terlupakan hingga kalian bertemu kembali"

"Itu hanya celotehan para orang tua yang takut kehilangan kemakmuran jika anaknya bersama dengan orang yang berbeda kalangan" Sahut Kyuhyun sinis.

"Saya yakin mereka hanya ingin yang terbaik untuk anda berdua. Walau kesannya seperti mengatur hidup seseorang"

"Seumur hidupku adalah pembangkangan..." Pria tinggi itu menghela nafas panjang. "Karena itu harusnya aku telah mati jika saja orang ini tidak bersikeras menolongku"

"Boleh saya tau kenapa anda tertembak malam itu?"

"Seperti yang kukatakan, hidupku tidak lain adalah pembangkangan. Aku tidak bisa membiarkannya melakukan hal kotor hingga merenggut banyak nyawa. Jadi aku terpaksa memotong rantainya ditengah tengah... dengan mengotori tanganku sendiri"

"Banyak rumor beredar mengenai Tuan Baek. Saya pikir itu semua hanya omong kosong"

"Kuharap begitu. Hanya saja paman adalah bukti nyata dari segala kemungkinan terburuk yang mungkin seseorang lakukan demi mencapai tujuannya"

"Anda melakukannya dengan alasan yang tepat, meski nyatanya sangat beresiko"

"Resiko..." Wajah tampan yang dingin itu pada akhirnya menampakkan secercah luka yang terlihat dari pantulan matanya.

Last EncounterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang