"Kami bisa pulang sendiri...", tolak Joohyun secara halus manakala pria Kim didepannya itu menawarkan sebuah tumpangan.
Agaknya Junmyeon menyadari sikap Joohyun yang semakin kentara menghindarinya. Wanita itu belum berucap apapun mengenai perasaan yang malam itu ia ungkapkan semuanya. Apa ini artinya ia kembali menerima penolakan?
Joohyun benar-benar teguh pendirian, semakin membuat Junmyeon tertarik.
"Rumah kalian masih cukup jauh..."
"Tidak masalah, kami sudah terbiasa berjalan kaki."
Junmyeon mengatupkan bibirnya, memikirkan cara agar wanita itu mau menerima ajakannya untuk pulang bersama.
Sedang si kecil yang berada diantara mereka hanya menatap sang Ibu dan Paman bergantian. Tidak terlalu paham dengan pembicaraan orang dewasa.
"Kalau begitu kami permisi. Hati-hati dijalan..."
Begitulah akhirnya Junmyeon ditinggalkan oleh wanita beranak satu itu. Joohyun melangkah menggandeng Jinyoung menjauh dari Junmyeon. Bergegas pergi sebelum langkahnya kembali dihentikan.
"Bu, kenapa kita tidak ikut Paman Kim saja?"
Joohyun tersenyum lembut, "Jangan, sayang. Kita tidak boleh terlalu merepotkan orang. Mengerti?"
Yang dibalas anggukan oleh bocah kecil itu. Ia sesekali masih melihat kebelakang, kearah pria yang biasa ia panggil dengan sebutan Paman Kim. Disana Junmyeon masih berdiri menatapnya juga sang Ibu.
Ditempatnya berdiri, Junmyeon menghela nafasnya. Ia memandang kedua punggung itu yang melenggang semakin jauh hingga jarak membuatnya kabur lantas menghilang. Junmyeon tak pernah mengalami hal seperti ini, begitu gigih hanya untuk mendapatkan satu hati. Joohyun ini wanita yang istimewa menurutnya, bodoh sekali suaminya itu yang pergi meninggalkan wanita itu bersama wanita lain!
"Tidak apa-apa, mungkin belum sekarang...", vokalnya menenangkan dirinya. Ia masih belum menyerah.
🌹🌹🌹
"Ah tidak mau mandi! Airnya dingin!!!"
Joohyun tergelak mendekap tubuh kecil Jinyoung yang dalam keadaan telanjang itu. Beberapa jam lalu hujan turun dengan derasnya, sekarang hanya menyisakan gerimis yang tak ayal membuat udara pedesaan berkali-kali lipat dinginnya.
Bocah itu menolak masuk kedalam bak mandi dan lebih memilih bergelayutan ditubuh sang Ibu.
"Hey, kalau tidak mandi nanti bau...", bujuk Joohyun yang masih dengan sedikit-sedikit tertawa.
"Dingin, Bu...", rengek Jinyoung memeluk erat Joohyun.
"Tidak, sayang. Ibu sudah menambahkan sedikit air hangat. Mandi ya?"
Tanpa diduga bocah itu merosot turun dari tubuh sang Ibu, lantas berlari keluar dari kamar mandi, kabur.
"Hey, Jinyoung! Astaga hahaha..."
Kaki kecilnya membawanya sampai keruang tamu dan bocah itu memutuskan untuk bersembunyi di cela antara tembok dengan sofa. Ia terkikik, Ibunya pasti tidak akan bisa menemukan dimana keberadaannya. Jangan lupakan bahwa bocah itu sedang tidak mengenakan apapun!
"Jinyoung..."
Jinyoung waspada mendengar suara Ibunya yang terdengar dari dalam kamar sepertinya. Tubuh kecilnya benar-benar muat didalam cela tersebut. Lantas telinganya menangkap sebuah suara ketukan pintu yang letaknya persis disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Fanfiction[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...