Rose Scent Breeze ㅡ25🌹

1K 119 5
                                    

Hampir setengah jam Seokjin terus mendesak Subin untuk bicara namun wanita itu sepertinya tidak membiarkan semuanya menjadi mudah. Subin tetap bertahan dalam bungkam, matanya masih sesekali terpaku pada sosok Sehun yang duduk dihadapannya.

Seokjin mengerang pelan untuk kesekian kalinya, "Nona, jangan memaksaku melakukannya dengan cara yang tidak terhormat! Cepat katakan pada kami, kau ini siapa dan bagaimana kau bisa mengenal Sehun?"

Antara mengkhawatirkan dirinya juga takut kehilangan pria yang telah membuat dunianya kembali terasa indah. Subin tidak ingin Sehun pergi meski kenyataannya sekarang pria itu sudah ingat identitas diri dan tidak mengingatnya. Apa perlu Subin kembali berbuat jahat lagi?

"Tidak ada gunanya, kita pergi saja...", ajak Sehun yang mulai jengah dengan wanita didepannya itu, yang dicecar pertanyaan sedari tadi hanya diam menutup mulut rapat-rapat.

Kedua pria itu bangkit dari duduknya, membuat Subin mengangkat sedikit wajahnya.
"Sehun?"

"Jangan seenaknya memanggilku, aku tidak mengenalmu!"

Bagai dihujam pisau, hati Subin merasa nyeri sekaligus perih mendengar sahutan dari pria yang sejak dua tahun belakangan tinggal satu atap dengannya itu, yang kini tidak mengenalinya.

"Sehun, kumohon jangan pergi! Akuㅡ"

"Kenapa aku tidak boleh pergi?", potong Sehun menatap tajam Subin yang sudah berpindah tempat disisinya, memegangi lengan kanannya.

"Aku tidak ingin kau pergi lagi, aku mencintaimu..."

Agaknya itu sedikit mengejutkan bagi kedua pria yang memiliki rentang usia tak jauh itu. Sehun melirik sekilas kearah Seokjin, ia melemparkan tatapan mata seolah mengisyaratkan bahwa mereka tidak bisa mendesak Subin dengan cara biasa seperti sebelumnya.

Biar aku yang melakukannya sendiri, begitulah yang terucap dari bibir tipis Sehun pada Seokjin yang hanya sebatas membuka mulut tanpa mengeluarkan suara.

Yang dibalas anggukan singkat oleh Seokjin.

🌹🌹🌹

Rahangnya mengetat, tangannya mengepal, dadanya bergerak naik-turun mengontrol deru nafas yang keluar masuk diiringi emosi yang sepertinya hampir mencapai puncak.

Bagaimana bisa keegoisan dapat mendorong seseorang melakukan hal yang sangat tidak menyenangkan seperti ini? Menciptakan kebohongan beratasnamakan cinta dan semacamnya, sama sekali tak mempedulikan apapun.

Tolong sadarkan Sehun bahwa yang ia hadapi kini adalah wanita, jangan sampai pria itu kehilangan kendali dan mencekik wanita itu hidup-hidup! Wanita laknat yang telah menciptakan retakan pada hubungan rumah tangganya. Sehun benar-benar marah sekarang, wajahnya memerah, tatapannya menyorot tajam.

"Maaf, aku mencintaimu..."

"Kau gila! Kau wanita gila!", umpat Sehun persis didepan wajah Subin.

Hal itu memancing bulir bening muncul dari pelupuk matanya, Subin meneteskan airmatanya.
"Ya aku gila! Kau penyebabnya!"

Sehun menggelengkan kepalanya, masih berusaha untuk menjernihkan pikirannya.
"Kau yang membuatku hilang ingatan dan kau juga mengatakan sebuah kebohongan, baiklah apa tidak ada lagi manusia yang lebih jahat darimu di muka bumi ini?"

Kristal bening itu masih memproduksi dan turun dengan derasnya tanpa diikuti suara isakan. Subin menatap Sehun yang tengah murka padanya.

장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang