Meneguk salivanya, Sehun berusaha menahan debaran pada dadanya. Tangannya sudah terangkat, siap untuk mengetuk pintu rumah itu. Ada keraguan yang terselip manakala seandainya kembalinya dirinya tidak akan dengan semudah itu diterima.
Pria itu untuk sekali lagi meloloskan nafasnya, semoga tidak akan ada adegan pengusiran setelah ini.
Tok! Tok! Tok!
Hanya sebanyak tiga kali ia mendistraksi siapapun yang ada didalam sana untuk segera membukakan pintu untuknya. Ketika tangannya hampir mengulangi kegiatannya semula, netranya melihat handle pintu yang bergerak. Ia mulai mempersiapkan diri.
Sehun terdiam melihat seorang bocah kecil tanpa busana muncul dari balik pintu. Bocah yang teramat ia rindukan.
"AYAH!!"
Tanpa berlama-lama, Sehun kontan berlutut dan memeluk Jinyoung. Melepas rasa rindu yang benar-benar membebani hatinya. Dalam isakannya, ia tersenyum, puteranya sudah besar.
"Ayah, Jinyoung rindu Ayah!"
Yang hanya dibalas sebuah anggukkan kecil oleh Sehun. Tangannya masih sibuk merapatkan tubuh mungil Jinyoung pada tubuhnya.
"Jinyoung, ayoㅡ"
Langkah Joohyun terhenti tepat ditengah-tengah ruang tamu. Ia terkesiap mendapati puteranya tengah dipeluk seseorang, seseorang yang nampak tidak asing dimatanya. Kehadirannya mungkin belum disadari, jadilah ia hanya berdiri diam dan memperhatikan.
Kedua maniknya membeliak ketika seseorang itu menegakkan badannya hingga sepenuhnya Joohyun dapat melihat wajahnya.
Pria itu, pria yang meninggalkan rasa sakitnya pengkhianatan di hatinya. Mendapati sosok itu disana kembali membuat ingatannya terlempar pada masa itu, dimana pria itu pergi bersama wanita lain, meninggalkannya. Matanya mulai berembun.
Sehun melepaskan pelukannya, menatap wajah mungil sosok bocah didepannya, perlahan kedua matanya bergulir dan terhenti tepat pada figur wanita yang berdiri beberapa meter darinya. Tengah berdiri dan hanya diam saja. Ia bergegas berdiri begitu melihat wujud isterinya disana.
Joohyun diam. Wanita itu benar-benar benci mengapa Sehun harus muncul lagi. Tapi, mengapa disisi hatinya yang lain ia juga merasakan kerinduan? Tidak! Sekuatnya Joohyun menepis rasa yang ia pikir bodoh itu. Mengapa ia harus merindukan orang yang telah menyakitinya?
Dua pasang mata itu saling berpandangan untuk beberapa saat, masih bertahan dalam keadaan diam sampai Sehun memutuskan untuk melangkah mendekat namun, Joohyun dengan tatapan tajam memintanya untuk berhenti.
"Berhenti!"
Begitu jelas kilatan tak bersahabat yang terpancar dari mata cantik isterinya itu, Sehun menghentikan langkahnya tetapi, hanya untuk sesaat. Ia kembali mengayunkan tungkainya, menghilangkan spasi diantara mereka.
"Kubilang berhenti!", seru Joohyun kembali.
Seruan yang Joohyun keluarkan sama sekali tak menggentarkan niat Sehun, hingga Joohyun dibuat mundur beberapa langkah begitu Sehun semakin dekat. Keduanya kini hanya terpisah pada jarak beberapa senti. Sehun menatap lensa mata cokelat itu baik-baik. Ini diluar kuasanya, jika disalahkan sepenuhnya atas semua yang telah terjadi, Sehun pun tak bisa menerima. Ia pun juga korban disini.
Andai saja yang menabraknya waktu itu adalah seseorang yang jujur, ini semua tidak akan terjadi!
Joohyun membuang wajahnya, menjatuhkan pandang kemana saja asal bukan pada kedua mata Sehun. Sekali lagi Sehun bergerak untuk menyentuhnya namun, tatapan mematikan miliknya ia arahkan pada pria yang masih berstatus suaminya itu. Cepat-cepat Joohyun berpindah tempat, bergerak kearah putera mereka yang sedari tadi hanya memandanginya juga Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Fanfiction[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...