Rose Scent Breeze ㅡ12🌹

847 121 1
                                    

"AYAH!!"

Teriakan Jinyoung membuat Seungwan terkesiap. Wanita itu sudah tak peduli dengan kegiatannya semula untuk memesan taksi. Bocah kecil yang tadi bersamanya kini berlari mengejar sebuah mobil yang perlahan bergerak keluar dari area parkir supermarket.
"JINYOUNG!!"

Ingatan Jinyoung begitu kuat. Anak itu sangat yakin bahwa sesosok pria yang ada didalam mobil adalah Ayahnya. Ayah Sehun.

Seungwan susah payah mengejar Jinyoung dengan barang belanjaan di tangannya, sementara anak yang tengah Ia kejar berlari kearah jalan raya.
"JINYOUNG BERHENTI!!"

"AYAH! HIKS...", isak Jinyoung terus berlari tak mempedulikan keadaan disekitarnya.

Persetan dengan kantung belanjaan! Seungwan menjatuhkan belanjaannya ditrotoar dan berusaha untuk mendapatkan tubuh kecil. Sampai kedua netranya membelalak ketika sebuah motor melaju kencang dari belakang yang semakin mendekati tubuh kecil Jinyoung.

"JINYOUNG!!!"

"Argh!"

Dada Seungwan naik turun, nafasnya tersengal-sengal. Matanya setengah tertutup sementara tubuhnya sedikit bergetar.

Seorang pria berhasil mendapatkan tubuh Jinyoung sebelum berhasil terserempet motor meski akhirnya mereka berdua tersungkur disisi trotoar dan membuat pelipis si pria terluka.

Seungwan berlari mendekati keduanya. Jinyoung menangis karena terkejut. Lututnya lecet dan mengeluarkan darah. Tubuh kecilnya bergetar hebat.

"Hiks Ibu..."

"Gwenchana?", tanya pria itu menatap wajah Jinyoung.

"Jinyoung!!", seru Seungwan berjongkok didekat keduanya, meraih tubuh kecil Jinyoung kemudian memeluknya erat. Bersyukur karena Jinyoung masih diberi keselamatan.

Pria yang menyelamatkan Jinyoung hanya mampu terdiam melihat bocah yang Ia selamatkan tengah dipeluk oleh seorang wanita. Tak lama datang seorang pria paruh baya yang mendekati pria itu.
"Tuan, Anda baik-baik saja? Pelipis Anda terluka!"

Tangan pria itu menyentuh pelipisnya yang mengeluarkan darah.

"Tuan hiks terima kasih... Hiks... Terima kasih karena telah menolong Jinyoung hiks...", isak Seungwan masih mendekap erat Jinyoung.

Pria itu kembali menatap Seungwan dan bocah yang tengah membelakanginya itu, "Apa kau Ibunya?"

"Buㅡ Bukan! Dia keponakanku..."

Pria itu bangkit dan menatap keadaan sekitar yang rupanya terlihat ramai. Orang-orang yang berlalu lalang melihat kearah mereka.
"Kajja!", ajak pria itu pada Seungwan.

Manik Seungwan mengerjap pelan merasa tidak paham apa maksud dari pria di hadapannya itu.

"Kita ke rumah sakit! Lutut anak itu berdarah dan mungkin ada bagian tubuhnya yang lain yang ikut cidera..."

Seungwan mengangguk tipis lalu bangun sembari menggendong Jinyoung. Pria itu menuntunnya untuk masuk kedalam mobil. Pria paruh baya tadi rupanya sopir dari pria itu.

"Bibi hiks Ayah..."

Mengusap lembut wajah Jinyoung, Seungwan mengernyit, "Apa yang kau bicarakan, sayang?"

"Ayah...", tunjuk Jinyoung kearah luar mobil.

"Ayah?", ulang Seungwan.

"Ayah pergi... Naik mobil..."

Manik Seungwan membulat, "Apa kau melihat Ayah, Jinyoung?"

Selanjutnya Jinyoung hanya mengangguk lalu menyandarkan kepalanya pada dada Seungwan.

장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang