Duduk berdampingan keduanya masih diselimuti kebungkaman. Sehun yang masih setia menanti Joohyun untuk membuka suara dan Joohyun yang mencoba untuk membuka pikirannya.
Bola mata wanita itu bergerak acak, tak lama terpejam. Baiklah, ia sudah memutuskan.
"Sehun...", panggil Joohyun agak ragu. Entahlah mengapa jadi terasa canggung begini?
Sehun yang sedari tadi telah menjadikan Joohyun satu-satunya objek pandangannya pun melemparkan senyum tipisnya.
"Akuㅡ"
"Sayang, jangan dorong-dorong!", protes isteri Seokjin berbisik, yang berdiri dibalik lemari memantau Sehun dan Joohyun, sementara Seokjin berada dibelakangnya.
"Ssttt! Jangan berisik!", sahut Seokjin seraya menempelkan telunjuknya pada permukaan bibirnya.
Sebetulnya ada apa dengan mereka?
Kepala Joohyun mengangguk samar membuat Sehun mengerutkan dahinya. Wanita itu menatap tepat pada lensa mata Sehun.
"Akuㅡ""Sudah, tidak perlu diteruskan. Aku mengerti!", sela Sehun menatap manik cantik didepannya itu baik-baik. Ya, ia paham.
Sekali tarikan tubuh Joohyun sudah didekap erat oleh Sehun. Hal yang pada akhirnya membuat bulir-bulir bening pada mata Joohyun menyeruak keluar. Saling berlomba-lomba untuk jatuh.
"Maaf..."
"Hiks...", isak Joohyun menempelkan wajahnya pada bahu bidang suaminya.
"Aku berjanji kita akan tetap bersama."
Semakin banyak produksi air mata Joohyun. Kemeja yang dikenakan Sehun sampai basah dibuatnya. Tangan Joohyun perlahan melingkar di tubuh Sehun. Membalas dekapan itu pun sama eratnya.
"Maaf atas semua yang telah terjadi."
Sedang Joohyun sudah tidak mampu menjawab, yang wanita itu lakukan hanya terisak. Melepaskan segala hal yang memberatkan hatinya akhir-akhir ini dan sekarang semuanya seperti lenyap begitu saja. Semua terasa menjadi lebih ringan.
"Syukurlah akhirnya masalah mereka selesai juga...", gumam isteri Seokjin terharu yang kemudian membalikkan tubuhnya, memeluk Seokjin.
"Hei, kenapa?"
"Melihat mereka berpelukan, aku jadi ingin...", sahut isteri Seokjin kelewat jujur.
"Aish!"
Pelukan itu mengendur hingga mencipta jarak. Sehun menangkup wajah Joohyun yang masih terlihat basah oleh air mata yang membekas. Diusapnya kedua pipi putih kenyal yang kadang mengeluarkan warna semu yang mampu membuat Joohyun terlihat berkali-kali lipat cantiknya itu. Ia tersenyum.
"Terimakasih..."Yang dijawab oleh Joohyun dengan sebuah anggukan pelan. Bola matanya masih terlihat dipenuhi genangan air.
Hari itu juga semuanya sudah terselesaikan. Sehun kembali berhasil mendapatkan hati Joohyun meski harus sedikit lebih bersabar pada awalnya. Sehun tergerak untuk memangkas jarak antara wajahnya dengan wajah Joohyun. Ujung hidung keduanya sudah saling bertemu hingga...
Cup.
Mata Joohyun terpejam dan menimbulkan satu tetes airmata lolos dari mata kirinya. Kedua benda kenyal itu menciptakan sebuah tautan. Tidak seperti sebelumnya yang Joohyun abaikan ciuman itu, kini ia pun turut andil.
"Astaga!", pekik isteri Seokjin tertahan seraya memukul lengan kiri Seokjin.
"Apa? Kau mau juga?", goda Seokjin.
Sialnya membuat kedua pipi isterinya merona beserta dengan kedua cuping telinga milik wanita itu. Seokjin jadi gemas dan langsung melakukan persis seperti apa yang Sehun lakukan pada Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...