1 tahun telah berlalu semenjak kejadian itu. Kini Sehun mulai bisa membiasakan diri untuk hidup bersama dengan Subin, meski terkadang dirinya masih suka menjaga jarak karena entah mengapa kedekatannya bersama Subin terkadang membawanya pada rasa kaurang nyaman. Bukan karena tidak suka atau sejenisnya, hanya saja entahlah Sehun masih sedikit bingung.
"Sayang, ayo sarapan!"
Suara Sunbi berhasil menyentak Sehun. Pria itu terkesiap mendapati Subin langsung melingkarkan tangan pada pundaknya dari belakang, hingga pipi mereka bersentuhan.
Subin melepaskan kungkungan tangannya, membiarkan Sehun bangkit dari sofa.
Ada yang aneh dari semua ini, Sehun pikir begitu. Ketika ditanya perihal lain mungkin soal keluarga atau saudara yang Sehun miliki, Subin selalu mengalihkan pembicaraan. Anehnya lagi jika memang mereka menjalin hubungan sebagai seorang kekasih, bukankah harusnya ada bukti kenangan fisik seperti foto atau semacamnya? Tapi, untuk kesekian kalinya Sehun tidak mendapatkan jawaban dari Subin. Wanita itu berkilah jika semua foto-foto mereka tersimpan di ponsel milik Subin yang lama dan kebetulan ponsel itu hilang karena dicuri.
"Makanlah yang banyak..."
Oh Sehun yang asli tidak suka dengan kuning telur, maka Joohyun pasti akan mengambilnya hingga menyisakan putih telurnya saja. Nah, seperti sekarang ini. Ia tidak berminat menatap telur goreng yang kelihatannya mengkilat itu. Bagian kuningnya terlihat aneh di mata Sehun.
"Kenapa, Sehun?"
Sehun menggeleng, "Telurnya aneh, aku tidak suka!"
"Aneh bagaimana?"
Yang Sehun lakukan hanya meminum susunya saja tanpa berselera untuk menyantap sarapan paginya. Sepotong sandwich telur.
🌹🌹🌹
"Joohyunㅡah, ini sudah menginjak setahun! Ini yang juga Ibu cemaskan waktu itu! Dia pergi dan sekarang menghilang begitu saja, kau pikir ini akan berjalan dengan begitu mudah? Hitung sudah berapa kali kau mencoba menghubunginya!"
Joohyun menggigit bibirnya. Ia tidak mengerti bagaimana bisa ini terjadi? Bukankah sebelumnya keadaan berjalan sesuai dengan kemauan mereka? Kemana Sehun sekarang?
"Dia meninggalkanmu..."
"Tidak! Pasti tidak begitu! Aku yakin sesuatu tengah terjadi...", ujar Joohyun masih bersikeras melindungi nama Sehun yang sudah terlanjur buruk di mata Ibunya karena sudah setahun pergi tak memberi kabar.
"Semacam apa misalnya? Jika sesuatu terjadi seharusnya dia memberikan kabar padamu kan? Joohyunㅡah, kau pikir setahun itu sebentar?", cecar Ibu Joohyun yang sudah tidak tahan lagi dengan sikap Sehun yang menelantarkan anaknya juga cucunya yang sebentar lagi akan masuk sekolah.
Mulut Joohyun seakan tak mampu lagi untuk berucap. Semua perkataan yang Ibunya lontarkan itu semakin membuatnya merasa tersudut lantaran masih terus berpihak pada suaminya yang kini entah bagaimana kabarnya.
"Seoul itu kota besar! Segalanya bisa didapatkan dengan mudah disana...", kata wanita paruh baya itu. Tatapannya sayu.
"Maksud, Ibu?"
Ibu Joohyun tidak berencana melanjutkan ucapannya. Ia sendiri tak mampu untuk mengatakan segala pikiran-pikiran negatif yang memenuhi otaknya soal menantunya. Tapi, sejak Sehun menghilang tanpa kabar pikiran-pikiran itu terus mengganggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Hayran Kurgu[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...