Rose Scent Breeze ㅡ28🌹

1.1K 128 8
                                    

"IBU!! IBU ADA KATAK DIKAMARKU!!"

Sekali sentakan Joohyun melepaskan tautan itu. Teriakan Jinyoung mampu menyelamatkannya dari ciuman yang hampir membawanya dalam buaian.

Ceklek!

"Ibu, lihat! Kataknya seperti balon!", seru Jinyoung menunjukkan katak yang ukurannya cukup besar ditangannya. Matanya berbinar.

Joohyun memaksakan untuk tersenyum, untungnya ia berhasil menghentikan apa yang dilakukan Sehun baru saja. Tidak bisa membayangkan jika Jinyoung yang masih kecil harus menyaksikan adegan dewasa kedua orang tuanya.

"Ayah, lihat katak ini! Tadi melompat masuk melalui jendela kamar. Katak ini pasti kesepian, tidak punya teman!", ujar Jinyoung seakan benar-benar tau perasaan si katak yang terjebak ditangannya.

Menetralkan dirinya, Sehun berjongkok melihat binatang yang berada di tangan puteranya itu.
"Hmm, kataknya pasti kesepian..."

"Kalau begitu biar kataknya jadi temanku saja, boleh ya pelihara katak?"

Sehun menahan tawanya, "Katak bukan untuk dipelihara, Jinyoung."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?", tanya Jinyoung yang nampaknya tak puas dengan jawaban dari sang Ayah.

Sehun mendongak kearah Joohyun yang sedari tadi hanya bungkam, tidak berniat melibatkan diri dalam obrolan diantara mereka berdua menyangkut binatang amphibi itu.
"Coba tanya Ibu sebaiknya kita harus bagaimana!"

Joohyun menggerutu dalam hati, apa-apaan Sehun itu? Bisa-bisanya menggunakan Jinyoung agar dirinya ikut larut dalam obrolan mereka.

Memenuhi saran yang Ayahnya berikan, Jinyoung mendongak menatap Joohyun, "Ibu, apa yang harus kita lakukan pada katak yang kesepian ini?"

"Katak itu tidak kesepian, sayang! Diluar teman-temannya pasti sedang berkumpul."

"Benarkah?"

"Bukankah setiap malam sewaktu hujan datang, Jinyoung sering mendengar suara katak dibawah jendela kamar kan? Nah, teman-temannya sedang berkumpul disana, jadi sebaiknya Jinyoung kembalikan katak itu ke tempatnya semula..."

Sepertinya Jinyoung sedikit berat melepaskan binatang ditangannya itu. Tanpa mengajukan pertanyaan lagi, bocah itu kembali masuk kedalam kamarnya. Menyisakan kedua orang tuanya yang masih belum akur.

Hari semakin gelap dan hujan enggan untuk berhenti. Sehun duduk di ruang tamu memandangi rintik hujan yang benar-benar membuat halaman rumahnya tergenang air. Selepas munculnya Jinyoung dan katak, Joohyun tak buka suara lagi. Benar-benar mengacuhkannya, seperti terserah apa yang akan ia lakukan asal jangan memiliki niatan untuk menciptakan konversasi dengan wanita itu.

Soal penjelasan mengenai bagaimana bisa ia bersama Subin pun belum terutarakan. Setiap kali Sehun memulai untuk berbicara, Joohyun pasti menghindar. Ditambah lagi Jinyoung yang sepertinya enggan lepas dari sang Ibu. Bocah itu mengekor terus seperti anak ayam.

"Ayah..."

Kehadiran sosok mungil mengambil alih perhatian Sehun, disisi kirinya Jinyoung datang membawa segelas cokelat hangat. Gelas plastik berwarna hijau dengan gambar karakter kerokeroppi itu Jinyoung simpan diatas meja, tepat didepan Sehun.

"Ayah harus minum minuman cokelat ini, rasanya enak! Ibu yang membuatnya!", tutur Jinyoung kemudian tersenyum menampakkan gigi-gigi kecilnya yang rapi.

"Untuk Jinyoung saja."

Bocah itu mendaratkan pantatnya diatas sofa, disamping sang Ayah, "Jinyoung sudah minum, tadi Jinyoung minta Ibu membuat dua gelas."

장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang