"Ada hubungan apa kau dengan Kim Junmyeon?"
Pertanyaan frontal itu terlontarkan beberapa menit setelah si kecil Jinyoung memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan sang Ibu dan Nenek di dapur.
Joohyun yang tengah berkutat dengan cucian piring itu menghentikan aktifitasnya sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Tidak ada."
"Ibu melihatnya bahkan Jinyoung juga..."
Fokus yang awalnya hanya untuk beberapa tumpuk piring kotor dihadapannya itu berganti. Wanita itu membalikkan badan dan menatap sang Ibu dengan raut sedikit terkejut.
Jinyoung...
"Katakan sejujurnya, Ibu tidak akan marah ataupun menghakimi. Kalau kau butuh seseorang untuk hidup bersama, Ibu tidak keberatan tapi Jinyoungㅡ hmm Ibu melihat anak itu masih berpikir bahwa Ayahnya akan pulang..."
Tiba-tiba Joohyun teringat tentang seseorang yang menghubunginya kemarin, "Sehun..."
"...Dia menghubungiku kemarin, Bu."
"Apa?"
Jari-jari tangan yang masih basah dan sedikit terdapat busa sabun itu saling bergerak bertautan kemudian terlepas lagi. Joohyun pening memikirkan semua ini.
"Dia menghubungiku seolah tidak terjadi apapun. Hhh Jinyoung bilang Sehun akan pulang, padahal sudah jelas waktu itu dia pergi meninggalkan kami begitu saja bersama wanita lain..."Kedua wanita itu saling sibuk berkutat dengan pikiran masing-masing, mereka-reka sebenarnya apa maksud dari semua ini.
"Aku pusing, Bu! Aku tidak ingin memikirkan hal ini lagi!", putus Joohyun lalu kembali melanjutkan kegiatan cuci piringnya.
Sedangkan Ibu Joohyun hanya duduk diam di meja makan.
🌹🌹🌹
Saat jam makan siang tiba, Sehun telah berdiri di depan pabrik yang dulunya ia bekerja disana namun, sekarang namanya pasti sudah dicoret dari daftar nama pekerja karena menghilang selama 2 tahun. Pria itu menunggu temannya yang sudah ia ajak janjian siang ini.
"Sehun!!"
Panggilan itu menyeret atensi Sehun untuk beralih. Sepasang netranya menangkap Seokjin yang berlari kecil kearahnya. Pria itu menunjukkan senyum tipisnya.
"Hei kau kemana saja? Kupikir kau tidak akan pernah muncul lagi...", ucap Seokjin seraya menepuk bahu Sehun pelan.
"Hal itu... Hal itu yang ingin kucari tau sekarang. Bisa kita mengobrol sebentar?"
Seokjin mengangguk bersedia. Mereka pergi ke kedai depan pabrik persis. Mengobrol sembari makan siang disana.
"Apa? Kau sama sekali tidak ingat apapun? Bagaimana mungkin?"
Tangan Sehun bergerak memutar-mutar gelas yang berisi air putih didepannya, bahunya sedikit terangkat.
"Itu yang telah terjadi, Seokjin. Aku benar-benar tak mengingat apapun.""Hmm sepertinya pembicaraan ini akan berat!"
"Pesanannya tuan, silahkan..."
"Ah terimakasih!", jawab kedua pria itu bergantian setelah pesanan mereka telah terhidang di meja yang mereka tempati.
Pembahasan diantara keduanya kembali berlanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Fanfiction[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...