Masih menyusuri jalan yang tidak dirinya ketahui namanya, Joohyun menggandeng Jinyoung. Bocah kecil itu sudah beberapa menit yang lalu mengeluh kehausan. Dengan sabar, Joohyun berusaha untuk memberi pengertian pada Jinyoung untuk menahannya sebentar sementara mereka berjalan mencari kedai atau supermarket atau apalah itu yang menjual minuman.
Cuaca sudah mulai terik. Diangkatnya tubuh kecil Jinyoung. Bocah itu langsung memeluk leher Joohyun, meletakkan kepalanya pada pundak Joohyun. Hingga pencarian mereka membuahkan hasil. Kaki mereka berhenti mengayun saat mata Joohyun mendapati ada minimarket disisi jalan. Segera Ia masuk kedalam sana. Mencarikan Jinyoung minuman.
Dengan semangat Jinyoung menyedot minuman rasa jeruk itu. Sementara Joohyun lebih memilih sebotol air mineral untuk menuntaskan dahaganya. Mereka kini tengah terduduk didepan minimarket. Kembali, Joohyun memikirkan akan kemana mereka setelah ini. Ia sadar bahwa kota ini adalah kota yang besar. Tidak mungkin mereka mencari Sehun tanpa arah yang jelas.
"Ibu?"
"Eum? Ya, Jinyoung?"
"Ayo makan!", ajak bocah kecil itu.
Joohyun tersenyum menampakkan kurva melengkung pada matanya, "Anak Ibu lapar hmm?"
Anggukan polos Jinyoung tunjukkan. Ia jujur mengenai perut kecilnya yang sudah meronta-ronta minta segera diisi.
Joohyun kembali menggendong Jinyoung, berjalan kembali menyusuri trotoar. Sesungguhnya dirinya juga mulai merasa kepayahan. Baiklah, mungkin memang sudah saatnya bagi mereka untuk mengisi perut sebentar!
Lembar demi lembar uang yang tersimpan dalam dompet itu Joohyun hitung. Ia memperkirakan kasar biaya yang harus Ia keluarkan selama tinggal di Seoul sampai bertemu dengan Sehun. Menginap di hotel pun rasanya tidak mungkin, pasti uang yang akan Ia keluarkan juga banyak. Tidak ada opsi lain selain mencari penginapan yang harganya bersahabat dengan keadaan keuangannya.
Usai makan siang, mereka putuskan untuk berjalan lagi. Bertanya kesana kemari pada orang-orang dimana tempat penginapan yang murah. Saat hendak melakukan perjalanan kembali, Joohyun tiba-tiba ingin pergi ke toilet. Beruntung tak jauh dari sana ada toilet umum. Dirinya menggandeng Jinyoung, membawa puteranya masuk ke toilet khusus wanita.
"Jinyoung-ie, ingat pesan Ibu! Jangan pergi kemana-mana! Tetap tunggu Ibu disini! Arrachi?", ujar Joohyun menggunakan telunjuknya agar larangannya diingat betul oleh Jinyoung.
Lantas bocah kecil itu mengangguk tanda paham. Ia melihat Ibunya masuk kedalam salah 1 bilik toilet. Kini dirinya hanya berdiri disisi wastafel. Tak lama perhatiannya teralih lantaran ada seorang wanita dewasa yang memakai seragam tengah mengepel lantai toilet.
Seekor capung tak sengaja masuk kedalam toilet dan tentu saja kehadiran hewan bersayap itu menarik perhatian Jinyoung. Dengan pandangan berbinar, antusias bercampur penasaran Jinyoung melangkah mengikuti kemana arah hewan kecil itu pergi. Capung itu berhenti dan hinggap pada batang pohon. Kira-kira beberapa senti diatas kepala Jinyoung. Melupakan pesan Ibunya, Jinyoung bergerak mendekati pohon besar yang berada di depan toilet.
"Lepaskan!! Tolong!! Pencuri!!"
Teriakan seorang wanita merusak konsentrasi Jinyoung yang akan segera menangkap capung. Hewan itu terbang semakin tinggi dan sangat sulit digapai tentunya.
"Tolong!! Aw lepaskan!!"
Kedua mata bulat kecil milik Jinyoung membelalak. Seorang wanita tengah saling menarik sebuah tas dengan seorang pria. Wanita itu terus berteriak namun belum juga mendapatkan pertolongan karena kondisi jalanan yang sepi. Jinyoung kemudian melihat wanita itu jatuh tersungkur karena dipukul oleh si pria, namun tangannya masih bertahan menarik tali tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...