Ini adalah saat yang tepat untuk berbicara pada Joohyun soal menghilangnya dirinya pada saat berada di kota! Sekembalinya dari mengantar Jinyoung sekolah, ia mempercepat langkah untuk segera sampai rumah. Namun, yang didapatinya adalah kondisi rumah yang kosong. Bahkan pintu depannya terkunci. Apa Joohyun telah pergi bekerja?
Sehun berusaha mencari-cari kunci yang dulu biasa diletakkan Joohyun di cela ventilasi diatas pintu saat ia bepergian karena kunci rumah mereka hanya satu. Semoga saja Joohyun tidak membawa serta kunci itu!
Tangan Sehun baru saja mendapatkan sesuatu. Ternyata Joohyun tidak sekejam itu membawa kunci rumah disaat ia tengah berada diluar. Memang sebetulnya Joohyun tak pernah membawa kunci rumahnya karena Ibunya kadang datang berkunjung, entah untuk menjaga Jinyoung setelah pulang sekolah sementara ia belum pulang dari kerja.
Sebanyak dua kali Sehun memutar kunci tersebut dan pintu depan terbuka kemudian. Sejujurnya saat dalam perjalanan pulang dari mengantar Jinyoung sekolah, perutnya berbunyi cukup keras sekali. Ia tidak ingin ambil resiko pingsan dijalan saat akan mencari tau tentang tempat dimana Joohyun bekerja setelah ini.
Sementara diluar rumah, dua orang tua memasuki pekarangan rumah yang ditempati Joohyun dan Jinyoung. Mereka kedua orang tua Joohyun. Baru pulang dari pasar dan membawa kue dan berniat membaginya sedikit untuk puteri dan cucunya.
"Loh, pintunya kok tidak dikunci?", ujar Ibu Joohyun ketika menyentuh handle pintu, pintu dengan mudahnya terbuka.
"Mungkin Joohyun masih di dalam. Kita masuk saja?", sahut Ayah Joohyun yang membuka pintu semakin lebar. Mereka masuk kedalam setelah kembali menutup pintu depan.
Lantas kedua paruh baya itu dikejutkan dengan kemunculan sosok tinggi yang baru keluar dari dapur. Sosok yang mereka tau menghilang begitu saja dan lepas tanggung jawab atas puteri dan cucu mereka. Kontan kedua pasang obsidian itu melebar sempurna, begitu juga sosok tinggi itu.
"MENANTU KURANG AJAR!!"
🌹🌹🌹
Sedikit mempercepat langkahnya, Joohyun berniat kembali ke rumah karena ponselnya tertinggal. Beruntungnya rumah Nyonya Nam bisa dijangkau walau hanya dengan berjalan kaki selama kurang lebih sepuluh menit dari rumahnya.
Telinga Joohyun mendengar keributan dari dalam rumahnya. Berulang kali ia mendengar suara teriakan hingga ia memutuskan untuk cepat-cepat memeriksa kedalam. Matanya melebar mendapati adegan penyiksaan yang dilakukan oleh Ibunya terhadap Sehun. Nampak Sehun mengangkat kedua tangannya melindungi diri ketika Ibunya dengan brutal menyerang Sehun menggunakan tangan kosong, sementara Ayahnya tengah sibuk melerai.
"DASAR BAJINGAN! BERANINYA KAU MENUNJUKKAN WAJAHMU DISINI!"
"Bu, sudah hentikan! Tidak enak dengan tetangga!", ucap Ayah Joohyun berusaha melepaskan tangan sang isteri yang kini tengah menarik rambut Sehun.
Seakan tuli, Ibu Joohyun tetap berteriak dan memaki Sehun sekuat tenaga.
"KAU PIKIR PUTERIKU ITU APA HAH? SETELAH SEMUA PENGABDIAN YANG JOOHYUN LAKUKAN BISA-BISANYA KAU BERSELINGKUH!""Bu, itu tidak benar! Aku tidak berselingkuh!", balas Sehun membela diri, kepalanya terasa nyeri karena terus ditarik oleh sang mertua yang sepertinya tengah kerasukan setan entah darimana.
"JANGAN MEMANGGILKU IBU, AKU TIDAK SUDI!!"
"Ibu berhenti!!", seru Joohyun langsung berlari kearah keduanya, ikut membantu memisahkan Sehun dan Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Fanfic[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...