"Sayang, lihat kemari!"
Suara Sehun menginterupsi agar Joohyun segera berbalik sesuai keinginannya. Selepasnya, kedua netranya disambut oleh pemandangan paling manis sepanjang masa. Putera kecilnya yang kemarin baru saja genap 1 tahun, berjalan kearahnya dengan langkah yang masih terpatah-patah. Rasa bahagia luar biasa meledak dalam hatinya kala itu. Dengan langkah yang masih belum lancar, puteranya ㅡyang mereka beri nama Jinyoungㅡ mendekat kearahnya. Kedua tangan Jinyoung mengepal, berusaha mendekat pada Joohyun yang kini sudah tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Joohyun berlutut agar bisa langsung menangkap Jinyoung. Tak ketinggalan kedua tangannya terulur agar mudah digapai oleh putera kecilnya itu.
HAP!
Air mata Joohyun menetes begitu saja melihat langkah pertama Jinyoung. Ia mendekap erat tubuh kecil buah hatinya dan Sehun itu.
Kurang lebih sama seperti Joohyun, Sehun juga merasa hidupnya telah lengkap. Ia memiliki isteri yang berbakti dan putera yang lucu juga pandai.
"Pandai sekali anak Ibu hmm...", tutur Joohyun lembut seraya mencium aroma melon dari rambut Jinyoung. Mengecup kening Jinyoung juga.
Yang Jinyoung lakukan selanjutnya adalah berusaha melompat-lompat walaupun tubuh kecilnya masih tidak bisa melakukan hal itu. Kedua tangannya terangkat tinggi-tinggi.
"Jinyoung mau digendong? Ah, Ibu masih belum selesai memasak. Jinyoung bermain dengan Ayah dulu bagaimana?", ucap Joohyun dengan mencubit pelan pipi gembil Jinyoung.
Seolah tidak sependapat dengan Joohyun, Jinyoung terus saja merengek agar minta digendong.
"Mamam... Mamam...", gumam Jinyoung yang pada akhirnya membuat pipinya naik turun menggemaskan.Joohyun tertawa kecil atas penuturan dari Jinyoung. Sepertinya Jinyoung sudah mulai merasa lapar. Pada akhirnya Joohyun mengangkat tubuh Jinyoung dan meletakkannya dalam gendongannya. Karena acara masaknya belum selesai jadi, Joohyun memberikan biskuit pendamping ASI untuk Jinyoung untuk mengganjal perut lapar Jinyoung sementara.
"Ayo, Jinyoung bermain bersama Ayah! Biarkan Ibu menyelesaikan masakannya agar Jinyoung bisa makan...", sahut Sehun mengambil alih Jinyoung dari Joohyun. Tak lupa 1 bungkus biskuit untuk Jinyoung, Ia bawa.
"Mamam... Mamam... Mamam..."
"Ya, nanti kita makan...", timpal Sehun yang mulai menjauh dari dapur dengan Jinyoung yang tengah menghadap belakang melihat kearah Joohyun. Selama dalam gendongan Sehun, Jinyoung terus menjilati kepalan tangannya. Sepertinya bayi itu benar-benar lapar!
Kembali berkutat dengan kegiatannya semula, Joohyun mempercepat gerakannya agar si kecil Jinyoung bisa segera makan.
🌹🌹🌹
"Siap ya? 1... 2... 3... Kimchi!!!"
CEKREK!
Keluarga kecil itu tengah menikmati momen manis dimana si kecil Jinyoung baru berulang tahun yang ke 3. Tidak ada pesta ulang tahun mewah. Semuanya dirayakan dengan cara sederhana. Dekorasi yang dirancang sendiri oleh Sehun juga kue ulang tahun yang dibuat sendiri oleh Joohyun.
Mereka bertiga masing-masing memakai topi ulang tahun atas permintaan Jinyoung. Baru saja acara tiup lilin juga potong kue dilaksanakan kini mereka tengah asyik mengabadikan semuanya lewat kamera yang Sehun pinjam dari teman di tempat kerjanya.Kalau kalian berpikir mereka adalah keluarga yang berkecukupan, kalian salah! Sehun hanya seorang kepala regu di salah satu divisi di pabrik tempatnya bekerja. Sedangkan Joohyun hanya seorang ibu rumah tangga biasa dan jangan lupakan tentang mereka yang tinggal di desa. Semenjak kepergian kedua orangtuanya, Sehun memutuskan untuk tinggal bersama neneknya yang sayangnya juga sudah meninggal ketika Ia baru diterima kerja. Tidak ada kuliah, Sehun hanya tamatan SMA. Sama seperti Joohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
장미꽃 향기는 바람에 날리고(𝙍𝙤𝙨𝙚 𝙎𝙘𝙚𝙣𝙩 𝘽𝙧𝙚𝙚𝙯𝙚)
Fiksi Penggemar[COMPLETED] "Aroma mawar menyebar bersama angin Napas sedih yang tersebar di udara Aku tidak bisa memelukmu Dirimu yang menghilang dariku, aku tidak bisa memelukmu lagi..." Seseorang yang selama ini berarti dihidupmu tiba-tiba saja menghilang, baga...