Gallery Seni

3.3K 374 20
                                    

Kim Yeri.

Gadis yang menyukai hal yang berbau seni itu tampak girang mengelilingi museum gallery yang menampilkan lukisan dari pelukis terkenal dunia. Matanya berbinar acap kali ia melihat lukisan itu, kemudian ia menoleh ke arah lelaki yang berdiri disampingnya. Gadis itu menoleh dengan senyum mengembang meminta persetujuan bahwa didepan mereka lukisan itu benar-benar indah dengan gaya abstrak pertengahan abad ke 19. Sebuah lukisan berwarna dasar biru gelap, kuning dan hitam.

"Bagus ya? Aku suka karya-karya Vincent Van Gogh." Ucap Kim Yeri merujuk pada pelukis kelahiran Netherlands itu. Park Jimin hanya melengkungkan senyuman hingga matanya itu semakin menyipit. Kemudian ia mengangguk dan kembali memperhatikan lukisan itu lekat-lekat.

Park Jimin mengiyakan saja, padahal ia sama sekali tak mengerti maksud dari lukisan ini. Bahkan ia bingung karya seninya dimana. Benar, lelaki ini sama sekali tidak mengerti tentang seni rupa dan semacamnya.

"Masih perlu mengitari gallery ini?" Tanya Park Jimin sambil menoleh ke arloji keluaran terbaru dari Jaeger-LeCoultre.

Kim Yeri melingkarkan tangannya di lengan Jimin, lalu ia berjalan sambil memeluknya. "Iya, masih mau liat-liat."

"Yasudah, ayo."

Saat di rasa sudah cukup, Kim Yeri pada akhirnya meminta pulang.

"Park Jimin."

"Hmm?"

Kim Yeri, gadis itu memanggil tunangannya ketika mereka baru saja masuk ke dalam mobil.

"Eomma ku suka sekali denganmu."

"Oh ya?"

"Hmm, how about you? Ku rasa anaknya malah lebih suka, bukan begitu?" Jawab Jimin dengan kepercayaan tinggi dan senyum bangga. Gadis itu mengulum senyum sambil menautkan alisnya. Benar sekali jawaban Park Jimin. Ia begitu menyukai lelaki ini. Bahkan ia sudah tahap ingin memiliki Park Jimin seutuhnya dalam hidupnya.

"Tidak! Kau terlalu percaya diri tuan Amerika!" Jawab gadis itu sambil tersenyum.

"Masa?"

Park Jimin kemudian mencondongkan tubuhnya, lalu mengambil rahang gadis itu untuk menoleh padanya. Dengan gerakan cepat, ia memberi Kim Yeri ciuman singkat. Hingga gadis itu terkejut.

"Hey!" Seru Kim Yeri.

Wajah Park Jimin masih tepat berada di depannya. Tatapan mata mereka seirama, hingga membuat suasana semakin berdebar. Hati gadis itu sudah mulai bergelora dan parahnya, ia ingin lagi.

Mobil yang tadinya hendak keluar dari parkiran gallery itu terhenti dengan aktivitas dua manusia itu. Untung saja kaca film mobil gelap sehingga orang tak bisa dengan mudah melihat mereka.

Kim Yeri tersenyum, lalu memiringkan kepalanya untuk melanjutkan ciuman singkat pembuka tadi. Lantas, ciuman itu kemudian berlanjut lagi, hingga sentuhan tangan Park Jimin mendarat di leher jenjang mulus itu lalu turun sampai menyentuh dada gadis itu. Sentuhan yang membuat aliran listrik menyengat di sekujur tubuh Kim Yeri.

Tangan Gadis itu melingkar di leher Park Jimin. Ciuman itu semakin dalam dan liar hingga, tangan Park Jimin sudah menyelinap masuk ke dalam kaus yang Kim Yeri kenakan. Dan dengan bebas menikmati, payudara gadis itu.

Park Jimin menhentikkannya, sebelum ia tambah gila lagi.

"Hey, ciumanmu membantah pernyataanmu tadi!" Ucap Jimin melepas bibirnya. Lalu ia kembali memundurkan tubuhnya dan bersiap melajukan mobil. Dadanya sedikit bergumuruh dan membuatnya perlu menarik nafas dalam-dalam hingga jantungnya kembali normal.

LOVER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang