• 48 •

3.1K 315 48
                                    

Usai menemukan chat milik Seulgi, Jimin berubah agak lebih diam. Ia berbicara pada Kang Seulgi seperlunya saja dan membuat wanita itu bertanya-tanya dalam hati atas perubahan sikap Jimin.

Malam itu mereka pergi ke acara kantor milik Jimin, sebuah makan malam. Hanya berdua dengan anak mereka yang dititip ke rumah orang tua Jimin.

Dress yang di pakai Kang Seulgi berwarna hitam dengan punggung terbuka, pada awalnya Jimin ingin marah melihat dress yang terlalu terbuka itu tapi urung, ketika Seulgi menutupnya dengan outer bulu berwarna abu-abu.

Lucunya, sepanjang perjalanan pergi. Tidak banyak percakapan tercipta. Jimin masih kesal, sungguh dan kalau Kang Seulgi memang enggan untuk memulai percakapan. Tapi, ketika mereka sudah sampai di jamuan hotel perusahaan Jimin, kedua pasangan itu tampak serasi dan hangat.

Kang Seulgi berjalan sembari melingkarkan lengannya di lengan Jimin. Berjalan dengan hati-hati memasuki ballroom hotel dengan high heels tingginya.

Tatanan rambutnya dibiarkan tergerai dengan aksen curly dibawah. Pony nya yang agak panjang menyamping, menutupi sebagian dahinya. Riasan wajahnya tidak berlebihan tidak juga pucat. Dan kesan cantik elegan terpancar dari wanita itu. Tampak serasi dengan Park Jimin yang memakai jas berwarna senada.

Jujur saja, Seulgi memilih selalu berdiri disamping Jimin. Mereka tengah berdiri dengan memegang gelas berisi champagne dan mengobrol dengan Namjoon dan istrinya, salah satu bawahan Jimin.

Sesekali tawa empat orang itu meledak. Dan membuat suasana tidak terlalu buruk seperti yang Seulgi pikirkan tadi dirumah, dimana mungkin ia akan bertemu dengan orang-orang yang tidak ramah dan sombong.

Jimin sesekali menyentuh Seulgi, menyentuh bagian pinggang ramping itu. Mengajaknya untuk kesana dan kesini. Dan wanita itu menurut.

"Mau dansa?" Ucap Jimin berbisik pada Kang Seulgi. Geraka Jimin yang terlalu dekat membuat Seulgi mematung.

"Tidak."

Penolakannya sia-sia, karena saat ini ketika musik klasik mengalun, Jimin sudah menarik tangannya dan membawanya ke tengah-tengah. Jimin dengan mudah memegang tangan wanita itu dan tangan lainnya melingkar di pinggang ramping itu. Wajah Kang Seulgi menatap Jimin. Setengah gugup.

"Aku bilang, aku tidak mau dansa!" Bisik Kang Seulgi pelan.

"Tapi aku mau? Masa aku harus menarik tangan istri orang lain?"

Tubuh Kang Seulgi bergerak mengikuti alunan musik. Mereka menjadi pusat perhatian lalu tepuk tangan riuh ketika Jimin menjadi orang pertama yang melakukan hal itu.

Namun beberapa detik kemudian beberapa orang mengikut Jimin lalu berdansa ditengah-tengah.

Jimin menatap mata Kang Seulgi, rasanya cemburunya kemarin benar-benar membuat hatinya sakit. Sungguh. Ditatapnya mata itu secara intense, hendak melihat mungkin dimata wanita itu ada sisa-sia cinta untuknya.

"Cantik sekali."

"Siapa?"

"Kamu."

Kang Seulgi agak kikuk, dan malah mengalihkan pandangnya melirik arah lain sedikit.

"Ohiya?"

"Iya."

Tangan Seulgi berada di atas bahu Jimin, dan saat ini mereka bergerak seirama.

"Aku tadi mau marah."

"Kenapa?"

"Dress kamu."

"Ahhh."

"Aku nggak rela orang-orang menatap seluruh punggung kamu."
"Itu hanya milik Park Jimin."

LOVER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang