Bagaimana jika kau menemukan sesuatu yang membuatmu akan tercengang?
***
Jaehwa sedang bermain bola kasti di halaman belakang rumah. Sedangkan Kang Seulgi tengah menjemur pakaian di bawah terik matahari pagi. Kang Seulgi sesekali mengintip aktivitas Jaehwa, lalu tersenyum senang melihat anak laki-lakinya begitu bahagia dengan penemuan mainan barunya.Pakaian dan seprai sudah Kang Seulgi bentangkan hingga keranjang itu kosong. Lalu ia hendak masuk namun Jaehwa berlari ke arahnya sambil mengadu,
"Eomma." Kang Seulgi menatap bawah, ketika Jaehwa menarik bajunya.
"Hmm? Ya sayang?"
"Bolanya masuk kesana." Tunjuk Jaehwa pada gudang kecil yang berada di pojok halaman belakang rumah. Gudang itu terlihat usang. Seperti tidak pernah di jamah beberapa waktu hingga nampaknya sarang laba-laba pun bersarang disana.
"Hmm? Ayo kita ambil." Ajak Kang Seulgi, namun Jaehwa menolak karena ia takut pada gudang itu. Baginya terlihat menyeramkan.
"Arraseo. Jae disini ya? Eomma ambilkan." Ucap Kang Seulgi sembari menunduk. Ia menyentuh puncak kepala Jae dan anak itu langsung mengangguk dengan mata berbinar.
Kang Seulgi berjalan menuju gudang kecil itu yang tidak begitu tinggi. Bahkan mungkin jika Kang Seulgi berjinjit ia dapat menyentuh atapnya.
Semenjak mereka pindah ke rumah ini. Kang Seulgi tidak pernah masuk ke dalam gudang ini. Park Jimin bilang, tidak perlu ke sana karena nanti gudang itu akan di rubuhkan dan barang-barang yang berada disana akan di buang ke penampungan. Jadi, Kang Seulgi menurut saja.
Wanita itu meneliti keadaan gudang. Jendela itu pecah akibat bola yang di lempar Jaehwa dan bola itu berada di sana tepat di dekat kaki meja.
Kang Seulgi mencoba untuk membuka pintu gudang itu namun tidak bisa sebab pintunya terkunci rapat. Gembok itu sudah terlihat berkarat dan tampak rapuh. Namun masih kuat bertautan.
Sepertinya, hanya butuh di pukul saja dengan benda berat, oleh sebab itu Kang Seulgi masuk kembali ke dalam rumah dengan membawa palu.
"Eomma mau apa?" Tanya Jaehwa.
"Mau merusak gemboknya. Tunggu sebentar ya sayang?"
Jaehwa berdiri dekat pintu rumah dan hanya melihat Eommanya yang sedang berusaha merusak gembok pintu. Beberapa kali ayunan palu, dan Kang Seulgi dapat mudah merusaknya.
"Hebat sekali Kang Seulgi." Puji wanita itu pada dirinya sendiri. Kang Seulgi membuka pintu dan langsung masuk ke dalam gudang kecil yang hanya berukuran 3x4 meter.
Ada sebuah meja dan rak-rak berdebu. Tumpukan kardus dan beberapa alat olahraga Park Jimin yang sudah usang. Disana juga ada sepeda yang sudah berkarat dan beberapa lukisan yang tertutup kain putih. Kang Seulgi bersumpah jika ia ke dalam sini malam hari ia akan ketakutan karena gudang ini terlihat menyeramkan.
Kang Seulgi melihat-lihat keadaan gudang itu. Debu terasa memenuhi ruangan hingga Kang Seulgi terbatuk-batuk.
Bola kasti itu langsung di ambil Kang Seulgi. Ia hampir keluar dari gudang dan merasa bahwa yang berada di sini hanyalah barang-barang tua dan tidak terpakai. Namun, perhatiannya teralih pada figura foto yang berada di bawah kardus. Figura itu menghadap ke bawah dan nampak menonjol dari deretan rak itu.
Ia berdiri di depan rak. Kemudian sedikit berjinjit untuk mengambilnya.
Sebuah foto lama. Foto pernikahan.
Kang Seulgi tersenyum melihat wajah Jimin yang bahagia, lelaki itu berdiri dengan jas hitam, membuatnya terlihat gagah sekaligus tampan.
Namun, pandangnya langsung redup dan senyumnya hilang saat melihat wanita yang disamping Park Jimin bukan dirinya... melainkan,
Orang lain.
Wanita cantik yang mengenakan gaun putih dengan senyum menawan.
Figura itu langsung jatuh dari tangannya. Dan membuat Kang Seulgi langsung blank. Otaknya terasa kosong dan jantungnya berdegub dengan cepat.
"Apa yang terjadi?"
"Park Jimin?"
"Kenapa foto ini bukan diriku?!!!!"
"Tidak. Aku tidak mengerti!!"
"Ada apa ini?!"
"Apa yang terjadi?"Wanita itu langsung keluar dari gudang membawa figura foto. Wajahnya tampak frustasi dengan mata merah dan air mata yang mengumpul di sudut matanya. Langkahnya lebar dan buru-buru. Wanita itu benar-benar frustasi dan kebingungan pada apa yang baru saja ia lihat. Dadanya sejak tadi bergemuruh dan tangannya bergetar hingga berkeringat.
Jaehwa melihat Kang Seulgi, lelaki kecil itu berlari dengan riang sambil bertanya mengenai bolanya. Namun tiba-tiba emosi Kang Seulgi langsung pecah. Ia tidak pernah membentak Jaehwa seumur hidupnya, namun kali ini karena tekanan yang tidak bisa ia tampung, wanita itu membentak Jaehwa hingga anak kecil itu langsung diam. Membentak dengan nada tinggi.
"Jaehwa, bisa kau tidak bicara?! Eomma sedang kalut!" Ucap Kang Seulgi tiba-tiba emosi. Ia tampak bingung seperti perlu sendirian dan mencerna tentang apa yang terjadi.
Kang Seulgi langsung masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu itu rapat-rapat, meninggalkan Jaehwa yang berada di luar sambil berdiri dengan bibir menaut kebawah.
"Eomma—-" Jaehwa berdiri depan pintu kamar, mengurungkan niatnya mengetuk pintu itu hingga tangannya hanya menggantung di udara. Dada laki-laki itu sesak sekaligus sedih. Dengan menahan air mata, Jaehwa kemudian duduk bersandar pada dinding dan menekuk kakinya lalu menenggelamkan kepalanya disana.
Hatinya masih terasa sesak pada ucapan Kang Seulgi. Ia begitu sedih dan syok pada apa yang baru saja diterimanya.
"Eomma Kenapa?"
"Eomma kenapa menangis dan membentakku?" Ucap Jaehwa, lalu tak lama kemudian, air mata laki-laki itu pun ikut pecah.***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVER [complete]
FanfictionSatu kesalahan malam itu, membuat deretan masalah baru di hidup Kang Seulgi. "Apa aku mati saja?" "Dasar gila." "Jangan pernah kesini lagi." Warning ⛔️ 18+ mohon untuk bijak dalam memilih cerita.