a truth

2.9K 374 28
                                    


Park Jimin menyadari perubahan yang ada pada Kim Yeri. Rasanya istrinya itu lebih banyak melamun dan tidak banyak bicara kepadanya.

"Hey, ada apa?" Tanya Park Jimin.

Kim Yeri yang sedang duduk di halaman rumah mereka sambil menyeruput secangkir teh hangat menyadari keberadaan Park Jimin yang sedang berjalan ke arahnya.

Park Jimin ikut duduk disamping Kim Yeri.

"Kau terlihat pucat?"

"Tidak apa-apa."

"Kau sakit?"

Kim Yeri menggeleng, lalu berusaha tersenyum. "Kau mau berangkat kerja?"

Park Jimin mengangguk, "Lusa aku ke Jepang."

Kim Yeri menatap kemeja rapih yang di pakai Jimin lalu mengusap bahu lelaki itu perlahan. Sesekali memang suaminya itu sering ke Jepang, at least dalam sebulan pasti ada saja 2 atau 3 hari Park Jimin pergi ke Tokyo.

"Kau ok?" Tanya Jimin lagi, ia berdiri di depan Kim Yeri, lalu memeluk istrinya, kepala Kim Yeri di letakkan di dada lelaki itu lalu ia mengusap perlahan. Pertanyaan itu mengacu pada esok lusa.

"I am okay."
"Sudah sana bekerja." Titah Yeri. Lalu, Park Jimin melepaskan pelukannya dan memberi kecupan singkat di bibir.

"Kalau ada apa-apa, atau jika aku agak sulit di hub, telfon sekretaris Nam oke?"

"Iya."

"See you, darl."

Kim Yeri menatap punggung Park Jimin yang menjauh. Lagi-lagi, ia tidak tahu harus melakukan apa lagi agar Park Jimin bisa bertemu dengan Jaehwa.

***
Park Jimin sedang di Tokyo. Mengurus salah satu bisnisnya yang memiliki kantor cabang disana. Ia baru saja selesai meeting dan kini tengah menyantap sebuah sushi di salah satu restauran favoritnya yang berada di pusat Tokyo.

Ia tengah makan sendirian. Tadi 5 jam lalu baru saja bertukar kabar. Yeri bilang ia sedang dirumah saja sembari istirahat di sofa.

Perubahan mendadak Kim Yeri masih menjadi pertanyaan bagi Park Jimin. Apa istrinya baik-baik saja?

Ponsel Park Jimin yang berada di atas meja itu bergetar. Telefon dari Eommanya. Tumben sekali, pikir Park Jimin.

"Halo?"

"Park Jimin."

"Hm? Iya Eomma?"

"Kau harus pulang sekarang!"

"Pulang?"

"Ya, Kim Yeri berada di Rumah Sakit. Kondisinya buruk."

Park Jimin yang tengah minum itu tersedak lalu segera bangkit dan mengambil jas yang ia sampirkan di kursi kosong itu. Berita yang didengar dari Eommanya masih tidak ia percayai. Kim Yeri? Kenapa berada di ruang unit gawat darurat?! Bukankah ia tadi baik-baik saja?

Malam itu juga, dengan perasaan khawatir hingga menyesakkan dada, Park Jimin langsung terbang pulang ke Korea.

***

two Weeks Later.

Bagaimana jika semuanya berubah dalam sekejap, hidup yang kita jalani dengan baik-baik saja tiba-tiba berubah tanpa pernah kita inginkan. Begitu juga dengan halnya yang dialami oleh laki-laki itu. Park Jimin.

Park Jimin masih tidak percaya pada apa yang terjadi dalam hidupnya. ia tidak percaya kalau sepulangnya dari jepang, Kim Yeri sudah tiada.

LOVER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang