Hey? Everything Okay?

3K 383 39
                                    

Bagaimana jika, kamu hanya melihat dirinya? Dan mengingatnya?

***

Sejujurnya, Hyera tidak pernah tahu akan masa lalu Kang Seulgi. Yang Hyera tahu, Kang Seulgi sudah tidak bersama. Itu saja. Dan perihal detail masalah, Kang Seulgi tidak pernah menceritakannya, jadi ia tidak pernah tahu lelaki yang bernama Park Jimin dan apa yang sudah diperbuatnya di masa lalu.

Park Jimin melihat ruang perawatan itu secara keseluruhan. Hanya terdapat satu ranjang, tv kecil yang menggantung di dinding, jendela yang tertutup tirai dan sofa yang disana terdapat selimut juga bantal. Pandangannya beralih ke wanita yang berdiri tepat didepannya. Rambutnya pendek dengan kacamata yang bertengger di hidungnya. Tatapannya masih bertanya-tanya dan sejak tadi melihatnya dari ujung kepala hingga kaki.

"Saya.."
"Park Jimin."

"Aku Hyera, teman Kang Seulgi."

Park Jimin tahu, ia sudah banyak mengumpulkan informasi tentang kehidupan Kang Seulgi. Di depannya adalah Hyera, wanita yang tinggal di sebelah Apartment Kang Seulgi, dan sejak kecelakaan itu Jaehwa di titipkan padanya.

"Aku ingin.. menjenguk Kang Seulgi." Ucap Park Jimin.

Hyera menoleh ke ranjang Seulgi. Ia menghembuskan nafas panjang seolah ingin menyampaikan bahwa ia sungguh bersimpati pada temannya itu. Sudah hari ke sekian namun wanita itu belum sadar juga.

"Okey.. hm, keadaannya masih lemah dan ia belum siuman sejak kecelakaan itu. Kau tidak bisa berbincang padanya, dan hanya bisa melihatnya dari sisi ranjang."

Park Jimin mengangguk lalu mengikuti gerak Hyera, ia berjalan menuju ranjang itu dan melihat seorang wanita yang masih terbaring lemah dengan selang infuse dan deteksi monitor yang memperlihatkan perkembangan kondisi tubuhnya.

Sudah lama sekali sejak beberapa tahun lalu dan saat ini ia kembali menjumpai Kang Seulgi.

Park Jimin hanya berdiri terpaku, ia tidak mengatakan hal apapun jadi Hyera kemudian bicara.

"Aku tahu ia kuat. Aku yakin sebentar lagi ia siuman." Ujar Hyera.

"Kau benar, sebentar lagi ia akan siuman." Jimin memperhatikan Kang Seulgi, jujur saja di dalam hati terdalamnya ia merasa bersimpati dengan keadaan wanita itu, ia dengar Adik laki-laki satu-satunya tewas dan Park Jimin tidak tahu bagaimana jika wanita itu sadar dan mengetahui semuanya? Terlebih ia juga datang lagi ke dalam hidup Kang Seulgi.

"Hmm— aku ingin keluar sebentar. Ingin menemui Jaehwa."

"Jaehwa?" Park Jimin tergelitik ketika mendengar nama itu.

"Ya, anak yang sangat menggemaskan. Pastinya ia sedih melihat Eommanya seperti ini."

Raut wajah Hyera mulai murung lagi mengingat Jaehwa, kemudian ia segera bergeser dan berjalan ke belakang Jimin.

"Aku ikut." Ucap Park Jimin hingga mencegah Hyera berjalan lebih jauh lagi. Gadis itu menoleh dan menatapnya dengan ragu.

"Bertemu Jaehwa?"

"Ya. Aku ingin bertemu dengannya."

***
Hati Park Jimin berdegub dengan kencang saat ia berjalan tepat di samping Hyera. Mereka menuju ruang penitipan anak, dimana Jaehwa di titipkan disana.

Hyera terus saja berceloteh menceritakan bagaimana lucunya Jaehwa dan ini membuat Park Jimin semakin penasaran dan tidak sabar untuk bertemu dengan.... darah dagingnya sendiri.

Hyera membuka pintu, dan sontak pemandangan anak-anak balita berusia 1-6 tahun terlihat dan memenuhi ruangan itu. Park Jimin dapat melihat bagaimana berisiknya tempat ini. Ada yang menangis ada yang tengah sibuk sendiri dengan mainannya atau ada anak yang sedang bermain dengan anak yang lainnya. Banyak sekali mainan yang tersebar sepanjang karpet. Kertas dan krayon juga disana ada tempat seluncur kecil yang dibawahnya terdapat tumpukan bola-bola plastik.

LOVER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang