• 47 •

2.4K 319 70
                                    



Jimin memberhentikan mobilnya tepat di depan rumah baru itu. Ia menekan tombol unlock lalu segera turun dari mobil. Gerakannya diikuti Kang Seulgi yang tadi duduk disampingnya dan segera menurunkan Jae.

Park Jimin menghirup oksigen dalam-dalam. Lalu tersenyum cerah. Tangannya dibentangkan sebentar lalu merasakan angin yang sedang berhembus.

"Yeay! Selamat datang dirumah keluarga Park!" Ucap Jimin bersemangat, Jae ikut tersenyum dan mengikuti langkah Jimin yang hendak masuk ke dalam rumah itu.

"Hari ini resmi ya, kita menempati rumah baru ini?" Ucap Jimin pada Kang Seulgi.

Wanita itu sedang berjalan di belakangnya dan memperhatikan beberapa pot tanaman yang berada di dalam rumah mereka. Sambil mengambil daun yang kering.

"He eum." Seulgi menyahut.
"Jimin."

"Yaa, Hon?"

"Kayaknya aku butuh beberapa pot tanaman lagi. Aku boleh beli?" Tanya Seulgi sambil melihat space kosong di pojok ruangan.

"Beli saja sesuka hatimu Kang Seulgi."

Jae masuk ke dalam kamarnya, lalu melihat ranjang miliknya yang lebar. Di atas lantai keramik di pasang karpet membal, dan disana benar-benar arena bermain dengan banyak sekali mainan.

"Disebelah kamar Jae, aku bikin kamar juga untuk dia, tapi isinya buku. Dia harus belajar juga." Ucap Jimin ketika mereka melongok kamar yang berisi rak-rak buku dengan sofa nyaman.

"Kamu suka baca buku?" Tanya Jimin melirik Kang Seulgi dengan ekor matanya.

"Suka. Dulu pas remaja suka baca novel picisan, tapi sekarang lebih ke pengembangan diri dan motivasi hidup."

Jimin manggut-manggut.

Seulgi lalu beralih ke dapur, tangannya memegang keramik dengan perasaan takjub akan interior desain yang pernah hanya ia impikan. Matanya terus saja melihat isi rumah itu. Bagus dan nyaman. Saat ini rumah impiannya sudah nyata di wujudkan oleh, Park Jimin.

Jimin berjalan mengikuti Kang Seulgi. Lalu duduk di kursi tinggi pantry.

"Kamu suka?"

Kang Seulgi mengangguk. Lalu ia memutar tubuhnya dan melihat isi lemari dapur yang masih kosong.

"Kamu bisa masak di dapur ini dan mencoba berbagai resep."

"Iya."

"Ada lagi yang mau kamu pinta?"

Kang Seulgi melihat sekeliling dapur dimana semua alat-alat dapur sudah lengkap, lalu ia menggeleng. "Cukup sepertinya?"

"Bagus deh. Nanti kalau mau apa-apa bilang saja ya?"
"Aku ke Jae sebentar."

***
Two Months Later.

Park Jimin tidur terpisah dengan Kang Seulgi. Iya, Kang Seulgi bilang mereka tidur saja di kamar masing-masing dulu dan mencobanya dengan perlahan. Tapi, Park Jimin merasa kalau wanita itu tampak berbeda. Mungkin Jimin merasa kalau wanita itu masih membencinya, atau ada perihal lain? Ia tidak tahu.

Dan malam itu, ketika Kang Seulgi tidur di kamar Jae, ponselnya menyala. Jimin yang hendak mematikan lampu urung melakukannya dan malah mengecek isi ponsel Seulgi.

Notifikasi pesan, dari...

Yoongi.

Yoongi:
Kamu pindah rumah?

Seulgi:
Iya...setelah berdiam di hotel selama 10 hari.
Kamu apa kabar?

Yoongi:
Aku lagi sakit. Kehujanan kayaknya kemarin.

Seulgi:
Loh? Sudah minum obat?!!

Yoongi:
Belum sih. Baru bedrest aja.

Seulgi:
Makan yang banyak, istirahat dan minum obat. Please :(

Yoongi:
Iya... :")
Jae apa kabar?

Seulgi:
Baik. Bertambah pintar kayaknya bisa langsung ikut olimpiade...

Yoongi:
Hahahaha. Olimpiade lari🙄

Seulgi:
Enak aja! Huu! Olimpiade matematika.
Udah ah, aku mau tidur.

Yoongi:
Iya, selamag tidur! Please kalau tidur jangan sampai menetes air liurnya!

Seulgi:
Berisik kamu.

Yoongi:
Hehe, yaudah aku jg mau tidur. Night Seulgi.

Jimin Cemburu. Sungguh. Ia lalu menaruh ponsel Kang Seulgi di tempat semula, dan keluar dari kamar Jae dengan perasaan mendidih.

Ia sudah berusaha mendekati Kang Seulgi lagi. Tapi wanita itu masih saja dingin padanya. Masih bersikap datar dan asing. Sesekali marah atau wanita itu sesekali merenung ketika sendirian.

Apa yang di pikirkan Kang Seulgi sesungguhnya? Apa ia masih memikirkan laki-laki itu? Dan belum melihat sosok dirinya lagi? Padahal ia sudah berusaha, tapi mungkin memang belum maksimal? Atau memang Kang Seulgi belum melihatnya?

Park Jimin berjalan menuju pantry dan ia langsung menuang air putih ke dalam gelas. Di minumnya air itu hingga habis dengan hitungan cepat.

Malam itu Park Jimin benar-benar marah, kesal dan cemburu. Ia tidak suka Kang Seulgi masih berkomunikasi dengan Min Yoongi. Ia benar-benar tidak suka.

"Kang Seulgi, sungguh apa yang ada di pikiran kamu sebenarnya?!"

***
Tbc

(Wfh gue jd update mulu, hadeuh)

LOVER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang