Can i go where you go?
Can we always be this close forever and ever?***
Kang Seulgi sejak tadi berada di halaman belakang bersama dengan Jaehwa dan satu orang perawat. Anak laki-lakinya yang menggemaskan itu sedang bermain dengan piaraan kesayangannya. Sepasang kelinci yang berwarna putih dan coklat. Sedangkan Kang Seulgi sedang berusaha belajar berjalan kembali.
Berita bagusnya, Kondisinya semakin hari semakin membaik. Ia mulai bisa belajar berjalan meski tangannya perlu meraba bagian-bagian rumah semisal dinding ataupun meja. Karena saat ini ia berada di halaman luas, tidak ada yang bisa ia pegang sebagai sandaran dan ia mulai berusaha dan bertumpu pada kekuatan kakinya.
Perawat rumah sakit yang disewa keluarga Park itu tersenyum senang, dan memberi semangat pada Kang Seulgi.
"Nyonya Park, kau pasti bisa."
Kang Seulgi tersenyum dengan sedikit keraguan. Lalu kembali melanjutkan langkahnya. Ini adalah langkah terjauh yang Kang Seulgi mampu. Tubuhnya mulai gemetar dan Perawat berambut pendek itu segera menghampiri Kang Seulgi. Lantas Kang Seulgi memegang tangan perawat bermarga Oh itu kuat-kuat.
Jaehwa menghampiri Kang Seulgi dan menatap dari bawah dengan mata bulatnya, "Eomma, Appa kemana?" Tanya Jaehwa.
"Sedang kerja. Jae kangen sama Appa?"
Lelaki kecil itu mengangguk. Kemarin Jaehwa memiliki waktu bersama dengan Park Jimin. Mereka memakan es krim bersama dan bermain trampolin. Lalu sepanjang sore Park Jimin mengajak Jaehwa jalan-jalan dan pulang dengan membawa banyak mainan.
"Ayo kita, video call?" Kang Seulgi mengambil tubuh Jaehwa. Perawat itu melarangnya, takut Kang Seulgi rubuh. Namun, wanita itu bersikeras ingin menggendong jagoan kecilnya.
Kang Seulgi berjalan sembari membawa Jaehwa kemudian duduk di bangku kayu yang berada di halaman belakang rumah itu. Jantungnya sedikit berdegub, dan keringat membasahi keningnya.
Kang Seulgi baru saja membawa Jaehwa dengan dua tangan dan kakinya. Dan ia merasa begitu, bahagia.
Ponselnya ia rogoh dari kantung celana. Lalu ia membuat panggilan video call. Wajah Park Jimin segera memenuhi layar dan ia tersenyum.
"Hey?" Sapa Park Jimin. Lelaki itu berada di ruangan kerja miliknya dengan latar belakang jendela besar kota Seoul.
"Appa!"
"Hallo jagoan. Kau sedang apa?"
"Main sama kelinciku."
"Hm. Kau senang?"
"Apa kau bermain dengan Eomma juga?"Jaehwa mengangguk, matanya menyipit ketika tersenyum dan membuat Park Jimin ikut melengkungkan senyuman juga.
"Appa ayo pulang. Aku mau main dengan robotku."
"Arraseo."
"Sebentar lagi pulang."
"Mana eomma? Appa ingin melihat wajah Eomma."Wajah Kang Seulgi muncul mengganti Jaehwa. Kemudian wanita itu melambaikan tangan.
"Tebak. Aku tadi menggendong Jae dan berjalan!" Ucap Kang Seulgi. Park Jimin melebarkan matanya karena sedikit syok.
"Sungguh?"
"Kau dapat pulih dengan cepat kalau begitu.""Hmm." Ucap Kang Seulgi kemudian. Ia diam dan Park Jimin pun ikut diam. Lelaki itu hanya memperhatikan wajah Kang Seulgi sambil menunggu bicara.
"Kau pulang menyetir sendiri atau dengan sekretaris Nam?"
"Menyetir sendiri."
"Hati-hati."
"Iya."
"Appa! Bye! I love you." Ucap Jae sambil melambikan tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVER [complete]
FanfictionSatu kesalahan malam itu, membuat deretan masalah baru di hidup Kang Seulgi. "Apa aku mati saja?" "Dasar gila." "Jangan pernah kesini lagi." Warning ⛔️ 18+ mohon untuk bijak dalam memilih cerita.