what does she mean?

2.9K 396 19
                                    


Kang Seulgi mendudukkan Jaehwa di tempat duduk bayi, ia berada disebelahnya dan menaruh sejumlah mainan agar Jaehwa sibuk dengan mainannya dan tidak menangis.

Didepannya, wanita yang berpakaian anggun itu duduk dengan hati-hati lalu menaruh tas tangannya di kursi kosong sebelahnya.

Untuk sejenak belum ada yang memulai pembicaraan. Kang Seulgi melihat wanita itu memperhatikan Jaehwa, menatapnya lembut hingga sudut bibirnya tersenyum. Tangannya yang bebas itu menyentuh tangan Jaehwa yang gembul. Hingga Jaehwa memainkan jemari wanita itu. Kang Seulgi berdehem, hingga wanita didepannya menyadari dan merasa tidak enak karena telah lancang menggoda bayinya.

Pesanan berupa milkshake strawberry dan vanilla datang di antar pelayan. Ditaruhnya gelas tinggi itu, hingga memenuhi meja mereka yang kosong.

"Uhmm—jadi ada perlu apa?" Tanya Kang Seulgi bertanya sembari menatap wajah cantik wanita didepannya. Kim Yeri diam sejenak, seperti berpikir dahulu dan tidak langsung menjawab pertanyaan Kang Seulgi.

"Bayimu terlihat lucu dan menggemaskan." Puji Kim Yeri, hingga membuat Kang Seulgi menoleh ke arah bayinya yang berumur 2,5 tahun.

"Hmm, terimakasih."

"Kau tidak mengenalku tentu saja. Tapi aku tahu tentangmu, dan... bayimu."

Kang Seulgi mulai merasakan kecurigaan, perasaannya tidak enak dan jantungnya berdegub dengan cepat. Ingatannya kembali pada beberapa tahun lalu saat pesuruh Jimin datang menemuinya.

"Maksud kamu?!" Suara Kang Seulgi mulai meninggi.

"Hey. Tetaplah tenang."
"Aku datang kesini tidak untuk mencari keributan."
"Aku Kim Yeri."
"Istri Park Jimin."

Kang Seulgi mulai merasakan degub jantungnya kembali berdetak cepat. Ia tidak mengerti maksud dan tujuan dari wanita ini apa, tapi yang pasti saat ini ia enggan sekali mendengar ocehan yang mungkin akan menyakiti hatinya. Buru-buru ia bangkit dan hendak mengambil Jaehwa, namun Kim Yeri mencegahnya dengan menahan tangan Seulgi.

"Tolong duduklah."

Kang Seulgi menatap wajah Kim Yeri yang seperti menyorotkan tatapan memohon. Beberapa detik ia berpikir, lalu kemudian memutuskan untuk duduk kembali. Meski hatinya ingin buru-buru pergi.

"Terimakasih." Ucap Kim Yeri saat Kang Seulgi duduk lagi.

"Aku ingin meminta maaf padamu."

Kang Seulgi melebarkan matanya, bingung dengan ucapan Kim Yeri. Untuk apa ia meminta maaf? Yang salah adalah suaminya bukan?

"Karena kita adalah stranger. Tidak masalah kau tahu tentang hidupku. Aku akan menceritakannya." Ujar Kim Yeri.

Kang Seulgi menekuk tangannya di depan dada. Menatap Kim Yeri dengan sorot mata tajam.

Kim Yeri tersenyum lemah. Ia mengaduk sedotan minumannya dengan wajah kosong sembari menatap vanila milkshakenya. "Kau tahu? Hidup itu tidak pernah bisa kita kontrol. Tidak pernah ada yang memiliki hidup sempurna. Termasuk aku."

Kang Seulgi diam saja, tidak menanggapi.

"Aku hidup bahagia sejak kecil. Jarang sekali merasakan kesedihan. Semua yang aku mau aku dapatkan dengan mudah. Tapi, ya tentu saja aku merasakan kesedihan sesekali. Semisal aku yang dilarang makan coklat atau saat aku dilarang main hujan-hujanan. Aku tahu, beberapa orang memiliki kadar kesedihan yang berbeda. Termasuk kamu. Yang mungkin kamu menertawakanku kenapa aku bisa sedih karena hal remeh yang mana bagimu itu biasa saja."

"Aku bertemu dengan Park Jimin. Dijodohkan dengan orang tuaku. Saat itu masa-masa paling bahagia dihidupku, bertemu dengan Park Jimin."

Kang Seulgi membuang muka saat Kim Yeri mengatakan hal itu.

"Kehidupan pernikahanku juga bahagia."

Kang Seulgi mendengus, apa wanita ini baru saja memamerkan kehidupan sempurnanya padanya?!

"Tapi, itu tidak akan bertahan lama. Karena aku sedang sakit." Kim Yeri tertawa, lebih tepatnya menertawakan kehidupannya.

"Kau tahu? Aku sudah terlanjur mencintai suamiku. Aku niat membencinya setelah mendengar kabar tentangmu. Tapi, kadar aku mencintainya lebih besar."
"Kau tahu? Seperti aku akan memberikan kebahagiaan padanya. Sesederhana itu."

"We dont have a baby."
"But my husband does."
"And it's him. Jaehwa."

"Kau akan mengambil anakku?!!!" Tanya Kang Seulgi dengan nada kesal. Ia tidak mau lagi mendengar ucapan Kim Yeri yang sangat bertele-tele ini.

"Ofc not."
"Please don't go, let me finish my sentence."

"Kang Seulgi, do you love my husband?"

Kang Seulgi tertawa. Apa-apaan, yang benar saja? Yang ada ia malah sangat membenci dengan lelaki yang bernama Park Jimin itu.

"Setidaknya kau pernah berpikir Park Jimin untuk menikahimu dan bertanggung jawab atas kesalahannya?"

Kang Seulgi diam. Ia pernah berpikir hal itu, tapi berubah seiring berjalannya waktu sebab ia sudah kesal sekali dan memilih menjalaninya sendiri saja.

"Apa aku egois?"
"Aku bersenang-senang dan bahagia diatas penderitaan orang lain?"
"Aku tahu, mungkin beberapa tahun belakangan ini hidupmu mungkin sulit. Baik itu lahir maupun batin."
"Aku—aku hanya ingin meminta maaf."

Emosi Kang Seulgi sedikit mereda. Namun ia masih tetap diam saja dan menatap gelas dengan tatapan kosong.

Saat itu hening, lalu Kang Seulgi menyadari bahwa wanita didepannya menangis.

"Aku sudah memiliki Jimin. Setidaknya di sisa hidupku."
"Aku merasa sudah tidak ingin egois lagi. Kau tahu? Yang ku pikirkan saat ini hanyalah tentang kematianku yang sudah didepan mata."

"Lalu apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Seulgi.

"Menyatukan Park Jimin dengan Jaehwa."
"Seharusnya, mereka saling bertemu. Menyayangi dan mencintai."

***
Tbc

LOVER [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang