Park Jimin's Pov
Lucu sekali bukan? Ketika melihat anak kecil yang mirip sekali denganmu. Kalau dipikir terlihat seperti miniatur dirimu sendiri. Hanya saja ia bernyawa.
Aku sedang memandang Jae. Ia tengah sibuk dengan mainan barunya. Drone yang ku beli online dan memakan waktu pengiriman lumayan lama sebab aku membelinya di luar negeri. Ia merengut marah ketika hari itu aku menjanjikannya namun tak kunjung datang. Oke, harus ku akui aku salah tidak menepati janji. Dan mencoba meminta maaf padanya sembari memberikan pengertian.
Kalau ada pertanyaan,
Hal apa yang akan kau sesali di muka bumi ini dan sangat amat menyesali sepanjang hidupmu?
Maka aku akan menjawab,
Pernah memutuskan suatu perkara, yakni. Tidak ingin darah dagingku sendiri hadir dihidupku.
Tolol.
Aku tahu.
Dan sangat amat menyesalinya hingga aku pun kecewa pada diriku sendiri.
Saat ini, aku memandangi wajahnya. Dengan perasaan menyesal sekaligus bersyukur bahwa aku memutuskan bertemu dengan Kang Seulgi dan melihat bagaimana wajahnya yang tak pernah ku lihat sejak ia lahir.
Dunia ku tiba-tiba berubah. Aku langsung merasakan ikatan batin dengannya. Aku langsung ingin melindunginya. Dan ingin bersamanya setiap waktu.
Apakah sesuatu yang jahat kalau pernah terbersit rasa syukur bahwa Kang Seulgi mengalami kecelakaan? Jika tidak. Jika tidak terjadi, aku tidak akan pernah bertemu dengan Jaehwa dan bersamanya seperti sekarang ini.
Aku menyayanginya.
Bahkan aku menyayangi anak laki-laki itu melebihi rasa sayang pada diriku sendiri.
"Appa...." Jaehwa berlari dan menyodorkan remote drone padaku. Tentu saja ia tidak bisa mengoperasikannya. Bayangkan, anak sekecil itu memainkan sesuatu yang rumit.
"Tidak bisa." Keluhnya padaku. Wajahnya kecewa dan sedih.
Aku menggendong tubuhnya dengan mudah, dan ia berada di satu tanganku sedang tanganku yang lain sibuk memainkan remote drone.
Percayalah—aku pun tidak tahu, dan sedang berpikir keras dengan membaca petunjuk pemakaiannya.
Halaman rumah terasa terik, kacamata hitamku dengan iseng di mainkan Jaehwa. Ia lantas memakainya dan tentu saja akan kebesaran di hidungnya yang kecil.
"Keren?" Tanyanya.
Aku tertawa, tentu saja keren. Ia persis tampan sepertiku.
"Hmm." Jawabku sembari tersenyum.
"Appaa tidak bisa?" Tanyanya kembali fokus pada remote yang sedang ku utak atik.
"Tentu saja bisa. Ini hanya perlu di setting." Jawabku asal.
Tangan kecilnya menggelayut di leherku dan ia memperhatikan dengan seksama setiap gerakan tangan yang ku lakukan.
"Nah." Aku mencobanya lagi dan taraaa, drone itu dapat terbang di angkasa.
Jae girang bukan main. Mata jernihnya berbinar antara senang dan kagum.
"Appa terbang!" Ia menunjuk drone yang terbang melintas ke atap rumah.
"Hmm. Hebatkan?" Tanyaku.
"Hebat!!"
"Aku mau coba." Pintanya kemudian.Lantas ia mencobanya kemudian drone itu jatuh tepat di atas halaman rumput. Tampangnya kecewa namun ia berinisiatif mencobanya lagi.
"Ayo dicoba. Tekan ini, kemudian arahkan ke sisi kanan dan kiri. Kau pasti bisa."
Ia mencobanya, namun masih gagal.
Tidak apa-apa, kegagalan adalah suatu hal yang biasa. Aku akan mengajarinya dan mendidik Jae menjadi laki-laki yang terbaik. Harus lebih baik dari diriku sendiri yang tentunya memiliki banyak kekurangan. Lebih benar lagi, ia tidak boleh seperti diriku. Yang pengecut dan tukang bohong. Yang egois dan hanya memikirkan dirinya sendiri.
**
Hari lainnya, saat ini di sekolahnya sedang ada acara pentas seni. Seluruh orang tua murid diundang dan akan menyaksikan putra-putri mereka tampil di atas panggung.Aku dan Kang Seulgi sejak pagi hari sudah bersiap dengan perasaan senang, khawatir dan bangga menjadi satu. Yang berakhir dengan, kerusuhan pagi hari dimana Kang Seulgi sedikit emosi ketika mencari barang yang ia ingin pakai tapi hilang atau terselip.
"Sayang. Tolong benarkan sleting dressku?" Ucapnya dengan buru-buru.
Ia mengangkat rambutnya tinggi-tinggi kemudian aku langsung merapatkan sletingnya.
"Thankyou." Kang Seulgi tampak terlalu frustasi dan buru-buru seolah ia takut tertinggal acara dan melewatkan penampilan Jae.
"Hey—-hey. Tenanglah. Slow down. Rilex." Ucapku meraih tangannya.
Ia menatap mataku sejenak kemudian emosinya mulai tenang.
"Apa semua orang tua sepertiku?!" Tanya Kang Seulgi kemudian.
"Tentu saja. Semua orang sedang menantikan hari ini. Tenanglah, kita tidak akan terlambat. Ayo, sekarang ke mobil?"
Kami berkendara menuju sekolah Jae dengan perasaan tidak sabar.
Sekolah itu sudah ramai oleh deretan mobil orang tua murid. Kami segera masuk ke dalam aula dan menyaksikan panggung yang ditata rapih dan begitu ramai dengan pernak-pernik.
Kami duduk di barisan ketiga. Dan mulai menikmati acara yang baru saja dimulai.
Kang Seulgi melihat ke arah panggung dengan mata berbinar, belum, Jae belum tampil dan saat ini kami tengah menyaksikan penampilan segerombol anak perempuan berumur 5 tahun sedang menari dengan kostum yang lucu.
"Sedikit lagi, ia akan tampil bernyanyi!" Ucap Kang Seulgi.
Aku menatap panggung dan melihat anak Tk yang menggemaskan sedang naik satu persatu. Mereka berbaris kemudian mulai bernyanyi.
Di antara 12 anak, disana ada Jaehwa yang tampak paling lucu, tampan dan bersinar terang!
Mereka membawakan lagu ucapan terimakasih kepada orang tua, dimana hal itu membuat Kang Seulgi meneteskan air mata.
Wanita itu menangis haru.
"Bukankah anak kita sudah besar?" Tanya Kang Seulgi sambil mengelap cairan bening di hidungnya.
Aku mengangguk kemudian menggenggam tangannya sambil terus menatap Jae. Ia melihat ke arah kami dan tersenyum.
"I love you." Ujar Kang Seulgi tanpa suara. Gerakan bibir itu di pahami Jae, kemudian setelah bernyanyi itu usai. Ia menjawab dengan gerakan bibirnya, "I love you too."
Anak-anak itu segera menunduk dan disambut dengan riuh tepuk tangan penonton. Mereka terlihat senang dan setelah itu mereka berbaris lagi lalu turun ke bawah panggung.
My son,
Ia tampak mengagumkan hari ini.
Ia akan terus bersinar terang.
Maaf, maaf saat itu aku tidak ada disisimu. Saat kau menangis untuk pertama kalinya di dunia ini. Maafkan aku tidak bersama dengan kalian, dan malah memikirkan kehidupanku sendiri. Maafkan aku. Aku berjanji, hari ini dan seterusnya akan terus bersama dengan kalian. Menjaga kalian dan melewati semuanya bersama. I love you, Jae. I love you so much.***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVER [complete]
FanfictionSatu kesalahan malam itu, membuat deretan masalah baru di hidup Kang Seulgi. "Apa aku mati saja?" "Dasar gila." "Jangan pernah kesini lagi." Warning ⛔️ 18+ mohon untuk bijak dalam memilih cerita.