Siapa yang tidak marah besar ketika semuanya sudah terlanjur terjadi, Eomma Park Jimin itu berkali-kali memukul dada anaknya. Ia menangis tersedu ketika mengetahui fakta bahwa Kang Seulgi benar-benar pergi dan membawa Jae, cucu satu-satunya yang ia begitu sayangi itu."Park Jimin!!!!"
Eommanya antara marah dan begitu putus asa, hingga Park Jimin perlu menopang tubuh wanita paruh baya itu agar tidak hilang keseimbangan.
"Dimana Jae kuuu?"
"Dimana kamu Nak. Cepat cari Park Jimin! Kau gila membiarkan mereka pergi begitu?""Eomma, Aku sudah mencoba menahan tetapi Kang Seulgi bersikeras ingin pergi..." ucap Jimin dengan suara semakin merendah. Jangankan Eommanya, ia pun begitu bersedih atas peristiwa ini.
"Ini semua salahmu!"
"Oh ya Tuhan, aku merasa ingin mati saja.""Appa..." Jimin melihat Appanya yang berdiri dibelakang Eommanya. Lelaki tua itu tampak lebih bisa mengontrol emosinya, namun Jimin tahu, dilubuk hatinya ia pun begitu syok mendengar Jae telah pergi. Padahal hari ini mereka datang dengan suka cita, membawa makanan kesukaan Jae dan mainan baru. Lalu semuanya terasa bagai petir di siang bolong sebab rumah itu terlihat kosong, tidak ada tanda-tanda keberadaan cucu kesayangannya.
Eommanya menahan sesak di dada, dan Park Jimin membantunya untuk duduk.
"Yeobo... Jae kita dimana?" Ia bertanya pada suaminya, terdengar begitu putus asa. Yang bisa lelaki itu lakukan hanya mencoba menenangkan dengan menggenggam erat tangan istrinya itu.
"Park Jimin...."
"Bawa Jae kemari sebelum aku benar-benar sesak nafas dan mati.""Eomma! Tolong jangan bicara sembarangan!!!" Ucap Jimin, ia semakin frustasi ketika ditekan terus-menerus.
"Yeobo, tolong bawa aku pulang sekarang."
***
Kang Seulgi menggeret koper besar menyusuri lobby hotel sambil menggenggam tangan mungil itu. Ia menuju pintu dan segera menjumpai Yoongi yang sudah berada di luar sana.
"Hey?" Sapa Yoongi dengan senyuman khas miliknya pada Seulgi. Wanita itu membalas senyum lalu tatapannya beralih pada Jae.
"Jadi ini jagoanmu?"
Kang Seulgi mengangguk, "Jae, beri salam pada Paman Yoongi."
"Paman Yoongi, Aku Jae."
Yoongi terkekeh, lalu mengusap kepala itu dan mengacak rambutnya.
"Paman! Jangan berantaki rambutku." Protes Jae.
"Oh hahhaha. Maaf."
"Jadi berapa usiamu?""5 tahun."
"Wah! Sudah besar ya?"
"Kang Seulgi ayo masuk ke dalam mobil."Kang Seulgi mengangguk lalu segera menggendong Jae, lalu koper itu Yoongi ambil alih untuk di letakkan dalam bagasi.
"Eomma? Kita mau kemana? Mau ketemu Appa ya?"
"Bukan." Jawab Kang Seulgi.
Jae lalu duduk dipangkuan Kang Seulgi dan mereka duduk didepan, tepat disamping Min Yoongi.
"Eomma..." Jae merajuk lagi.
"Eomma ayo kita video call Appa...""Tidak sayang."
Kang Seulgi lalu mengalihkan pandangnya dan melihat Yoongi yang sedang menyetir.
"Apa tidak merepotkan? Sungguh aku benar-benar merasa tidak enak."
"Tidak apa-apa. Apartmentku sungguh sepi dan adanya seseorang akan bertambah ramai."
"Maaf Apartmentku agak berantakan. Maklum, aku hanya tinggal sendiri dan jarang sekali membereskan, terkadang aku hanya menyewa jasa bersih-bersih dua kali dalam seminggu."Kang Seulgi manggut-manggut,
"Kau pernah ke Apartmentku dulu."
"Sungguh?"
"Iya... dua kali."
Kang Seulgi terkejut, maklum saja ia belum mengingat tentang masa lalunya.
"Jae... Apa kau mau dengar lagu?" Tanya Yoongi pada bocah lelaki itu yang sedang bersandar di dada Kang Seulgi.
"Mauu."
"Oke, paman putar ya?"
Perjalanan itu hanya membutuhkan waktu 40 menit dan sekarang Kang Seulgi sudah sampai di Apartment lelaki itu.
"Eomma... aku mau pulang?" Tanya Jae ketika ia masuk ke dalam Apartment Yoongi. Tentu saja anak itu sudah bisa membedakan mana rumahnya dan bukan rumahnya. Dan ini benar-benar membuatnya tidak nyaman.
"Ini sudah pulang Jae. Untuk sementara kita bermalam disini ya sayang?"
Bocah lelaki itu didudukkan di atas sofa. Lalu Kang Seulgi melenturkan otot-ototnya yang tegang akibat memangku Jae selama perjalanan.
"Kang Seulgi."
"Hmm?"
"Kau bisa memakai kamar ini." Tunjuk Yoongi pada kamar yang tidak pernah ditempati.
"terimakasih banyak Min Yoongi."
"Kalau begitu, lebih baik aku menaruh koper dikamar sebentar.""Okey. Bukan Apa-apa Kang Seulgi, tenang saja. Kau dapat tinggal disini semaumu."
"Jae... maunya tidur sama Eomma atau sama Paman?" Tanya Yoongi sembari duduk menyamai tinggi Jae.
Anak laki-laki itu menggeleng, lalu menjawab dengan lantang sambil melipat tangan di depan dadanya, "Enggak mau, Aku maunya tidur sama Appa!"
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVER [complete]
FanfictionSatu kesalahan malam itu, membuat deretan masalah baru di hidup Kang Seulgi. "Apa aku mati saja?" "Dasar gila." "Jangan pernah kesini lagi." Warning ⛔️ 18+ mohon untuk bijak dalam memilih cerita.